PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusai dan Kebudayaan (PMK) mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan beras sejahtera (rastra) termasuk di Riau, di mana pada Kamis (24/8/2017) ini dilakukan Rapat Koordinasi bersama stakeholder di Riau.

Salah seorang Tim Koordinator Rastra Pusat Kemenko Bidang PMK, Tri Widowati, menyebutkan bahwa di Riau masih ada daerah-daerah yang realiasi rastranya rendah. Untuk itu ia meminta hal ini menjadi perhatian bagi seluruh stakeholder.

Dari hasil evaluasi tersebut, didapati bahwa Rohil menjadi daerah di Riau yang realisasinya rendah. Penyaluran Rohil hingga Agustus di 2017 tersebut mencapai 866.205 kg atau hanya 28,41 persen dari total pagu rastra. Untuk posisi kedua terendah yakni di Kabupaten Kuansing dengan penyaluran 608.085 kg atau 33,82 persen.

Untuk daerah penyalur rastra diatas 50 persen ada beberapa kabupaten yakni Kampar, Inhil, Meranti, Pelalawan, Dumai, Siak, Pekanbaru, Inhu, Bengkalis dan Rohul. Untuk kabupaten Kampar total realisasi rastranya adalah 2.459.070 kg atau 57,45 persen. Kabupaten Inhil total penyalurannya sebanyak 61,08 persen atau yang tersalurkan sebanyak 2.061.285 kg.

Selanjutnya Kabupaten Kepulauan Meranti, total penyaluran rastra sebanyak 65,96 persen atau 2.017.365 kg. Kemudian untuk Pelalawan total penyaluran adalah 1.006.155 Kg atau 69,47 persen.

"Untuk Dumai, penyaluran rastra yang telah disalurkan sebanyak 752.130 kg atau 73,90 persen. Sedangkan Siak-Pekanbaru, total penyaluran sebanyak 695.160 Kg atau 75 persen," papar Tri.

Sedangkan untuk Inhu penyaluran rastra sendiri sebanyak 1.260.405 kg atau 78,12 persen. Kemudian untuk Bengkalis total rastra yang telah disalurkan sebanyak 2.022.795 kg atau 83,37 persen. "Rohul paling tinggi penyaluran rastranya, yakni mencapai 99,85 persen atau 2.145.330 kg," tutupnya.