PEKANBARU (CAKAPLAH) – Dalam rangka merayakan peringatan HUT TNI ke 72 tahun ini, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin mengikutkan dua skadronnya yakni Skadron 12 dan Skadron 16. Dengan dua jenis jet tempur Hawk 100/200 dan F-16 ini, masing-masing skadron tersebut tampil pada perayaan HUT TNI di Cilegon, Banten serta di Pekanbaru, Riau.

Pada perayaan di Pekanbaru yang dipusatkan di Jalan Gajah Mada, tiga pesawat tempur Hawk 100/200 yang dibawa penerbang Skadron 12 melakukan flypast. Aksi yang dipimpin Mayor Pnb Made Yogi ini melakukan dua kali formasi V dan diakhiri bomb burst. Aksi ini pun mendapatkan sambutan meriah serta tepuk tangan dari peserta Upacara HUT TNI tersebut.

Sementara itu di waktu yang sama, penerbang dari Skadron 16 yang dipimpin Danskadron 16 Letkol Pnb Nur Alimi juga turut ambil bagian di Upacara Peringatan HUT TNI di Cilegon, Banten. Lima unit F-16 ini melakukan simulasi Serangan Udara Langsung (SUL) sebagai bagian dari demonstrasi kemampuan tempur udara TNI.

Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma Age Wiraksono SIP MA, menyampaikan apresiasi terhadap prajurit yang tampil tersebut. “Alhamdulillah semua berjalan lancar. Saya sampaikan terimkasih dan bangga kepada personiil Skadron 12 dan 16 yang tampil pada perayaan HUT TNI ke-72 tahun ini,” ujarnya.

Tantangan TNI

Sementara itu, sebagai lembaga negara yang bertugas mengamankan kesatuan NKRI, TNI terus meningkatkan kapasitasnya di tengah masyarakat. Di samping itu TNI juga menjadi salah satu lembaga negara yang paling dipercaya masyarakat. Namun meski memiliki kekuatan militer yang kuat, ancaman TNI justru datang dari non militer.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Staf Korem (Kasrem) 031 Wirabima, Kolonel Czi I Nyoman Parwata SE Msi, TNI memiliki tugas untuk melaksanakan operasi militer perang dan non perang. Namun kondisi saat ini, ancaman militer perang kemungkinannya kecil. Ancaman terbesar justru datang dari ancaman nirmiliter.

“Ancaman seperti narkoba, proxy war, terorisme, dan bencana alam saat ini yang lebih banyak mengancam stabilitas keamanan negara,” sebut Parwata pada Kamis (5/10/2017).

Sebagai lembaga yang diberi amanat, Parwata menyatakan TNI dapat melakukan operasi militer non perang terhadap kejadian yang mengancam stabilitas keamanan negara dan kesejahtraan masyarakat. TNI juga dapat mengambil posisi untuk mendorong instansi terkait agar bisa mengembalikan stabilitas keamanan dan kesejahtraan masyarakat.

“Sesuai dengan motto Bersama Rakyat TNI Kuat, kita menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya,” tutur Parwata.