Kru Teater Matan
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pagelaran teater yang diselenggaran oleh Teater Matan di Anjung Seni Idrus Tintin tadi malam (1/12/2017) mendapat kritik dari sejumlah masyarakat. Teater yang mengusung kisah Raja Kecik, raja pertama Kerajaan Siak Sri Indrapura ini dianggap melecehkan kerajaan beserta keturunannya.
Tudingan pelecehan ini muncul ketika pihak penyelenggara membuat tagline "Benarkah Raja Kecik Lahir Dari Hubungan Haram". Tagline ini memicu protes dari pihak pemerhati sejarah dan juga keturunan dari Kesultanan Siak sendiri. Meskipun secara alur cerita, pagelaran teater ini sesuai dengan sejarah.
Pengurus Teater Matan usai pagelaran selesai pun menyatakan permintaan maafnya untuk mengklarifikasi tudingan tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak ada tujuan untuk merendahkan Raja Kecik, selain menarik perhatian masyarakat untuk menonton semata.
"Kita akui ada beberapa hal yang tidak bisa dimainkan dan diputar pembahasaannya. Untuk itu kami meminta maaf," sebut Kafrawi.
Kafrawi juga mengatakan bahwa teater ini sendiri bertujuan untuk menjulang perjuangan Rajak Kecik tersebut. Ia sendiri juga menganggap bahwa Raja Kecik merupakan tokoh yang banyak menjadi panutan.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) Wan Hamzah menyatakan bahwa alur cerita pementasan sudah dilihatnya langsung, tidak ada yang tidak sesuai. Namun yang menjadi perhatiannya yakni ketika ada penggunaan tagline yang keliru. "Kita sesalkan pihak produses teater yang menggunakan bahasa kontroversi ini untuk menarik minat penonton," sebutnya.
Namun demikian, Hamzah tetap mengapresiasi pihak Teater Matan yang mau mengulas kisah Raja Kecik yang merupakan bagian dari sejarah di Riau. Ia juga mengatakan bahwa ini adalah tanda bahwa masyarakat masih tetap peduli dengan sejarah dan kebudayaan Melayu di Riau.
"Kita apresiasi semangat pihak teater dan juga berbesar hati mengakui kekliruannya. Kita pun tetap berharap Teater Matan terus berkarya mengangkat kisah-kisah Melayu kepada masyarakat," tutupnya.
Pada kesempatan ini, Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Taufik Ikram Jamil, mengapresiasi sikap penyelesaian perselisihan ini dengan damai. Dengan demikian sikap kekeluargaan di Riau tetap terjaga dengan baik.
"Saya apresiasi masih banyak yang peduli dengan sejarah ini dan mau jauh-jauh dari Siak datang untuk melihat pagelaran ini," sebutnya.
"Saya juga turut apresiasi penyelesaian perselisihan ini berjalan damai. Pihak Teater Matan mau meminta maaf dan MPKS beserta mahasiswa asal Siak datang menonton langsung, tidak hanya mendengar saja," tutup Taufik.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Kabupaten Siak, Riau, Serba Serbi |