PEKANBARU (CAKAPLAH) - Acara "Pekan Rantau Melayu" tajaan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang digelar di Hotel Sri Indrayani resmi dibuka, Jumat (8/12/2017). Acara langsung dibuka oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan akan berlangsung selama 3 hari hingga Ahad (10/12/2017) mendatang.

Direktur Community Development RAPP Marzum kepada CAKAPLAH.COM mengatakan acara ini digelar untuk menggali potensi Riau khususnya berkaitan dengan makanan.

"Jadi Riau ini sebenarnya kaya oleh berbagai jenis makanan, namun mungkin selama ini tidak dikenal. Nah, RAPP mencoba berkontribusi dalam rangka harapan kita jenis makanan ini bisa dijadikan makanan harian, seperti Sempolet yang memang tidak setiap hari bisa dijumpai. Nah kita ingin makanan-makanan ini bisa dijumpai setiap hari," ujarnya.

Dikatakan Marzum, acara ini juga digelar sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat Riau bahwa Riau sebenarnya kaya akan budaya baik itu makanan ataupun pakaian dan juga cinderamata.

"Dalam rangka Riau menyapa Dunia, kita ingin memperkenalkan terlebih dahulu segala budaya yang ada di Riau ini kepada orang Riau dulu. Harapan ke depan nanti disamping akan menjadi mata pencaharian, ini akan jadi ajang untuk memperkenalkan makanan Riau yang bisa didapatkan setiap hari. Jadi nanti anak sekolah bekalnya bukan donat lagi, tapi bolu kemojo," terangnya.

Dikatakan Marzum ada sekitar 20 tenant UMKM yang mengikuti acara ini. "Peserta berasal dari seluruh Riau mulai dari Meranti, Kuansing dan berbagai daerah lainnya. Selain itu juga ada kesenian daerah, seperti zapin, Randai dan berbagai kesenian lainnya," ungkapnya.

Selain itu, salah satu yang menjadi topik dari acara ini adalah untuk lebih memperkenalkan kopi Liberika khas Rangsang Meranti kepada masyarakat Riau. "Karena kan memang kebanyakan saat ini anak muda lebih mengenal kopi-kopi dari luar seperti Robusta. Kita ingin Kopi Liberika lebih dikenal lagi," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyambut baik acara yang digelar selama 3 hari ini. "Enak ni kan bisa duduk-duduk sambil ngopi sembari ditemani dengan berbagai makanan khas Riau. Jarang-jarang lho," ungkap Gubri.

Dikatakan Gubri, acara-acara seperti ini digelar sebagai ajang untuk memperkenalkan Community berbasis lokal. "Kita Riau ini punya semuanya kok. Batik kita punya Batik Bono, berbagai jenis makanan sepertu sagu, makanan-makanan kecil lainnya dan berbagai budaya," jelasnya.

Lanjut Gubri, harapan ke depan orang luar mengenal Riau bukan hanya minyaknya saja. "Tapi juga kenal dengan batiknya, tenunnya, kopi liberikanya dan budaya-budaya lainnya," jelasnya.

Dikatakan Gubri, saat ini Kopi Liberika sebagai salah satu tanaman yang hanya tumbuh di Rangsang masih lebih dinikmati oleh Malaysia. "Ke depan kita akan terus berupaya pasarnya akan bergerak ke dalam bukan keluar. Karena kan memang selama ini terkendala jarak tempuh, ini yang akan kita upayakan," jelasnya.

"Kita juga berharap, Kopi Liberika akan menjadi salah satu unggulan ekspor Riau," imbuhnya.

Ke depan gubernur berharap ide-ide acara seperti ini bisa terus dikembangkan. "Sehingga berbagai kebudayaan Riau bisa lebih dikenal," pungkasnya.