Kamis, 18 April 2024

Breaking News

  • Catatan Banjir Terparah, Bupati Zukri: Ini Harus jadi Perhatian Pemerintah Pusat   ●   
  • Jalan Sudirman Ujung Tergenang Banjir, PUPR Riau Turunkan Ekskavator Amfibi Bersihkan Parit   ●   
  • Akibat Galian IPAL, Jalan Ahmad Dahlan dan Balam Ujung Pekanbaru Ambruk   ●   
  • Berhasrat Ikut Pilgub Riau, Syamsurizal Incar Septina jadi Wakil
Kelmi April 2024

Mengapa Barat Memuji Malala Tapi Mengabaikan Ahed?
Minggu, 31 Desember 2017 17:49 WIB
Mengapa Barat Memuji Malala Tapi Mengabaikan Ahed?
Ahed Tamimi
CAKAPLAH - Jutaan orang di Barat dunia terbelalak, mereka murka saat seorang bocah perempuan berusia 16 tahun ditembak oleh milisi Taliban di Afghanistan, tahun 2012.

Malala Yousafzai, nama bocah tersebut, kini menjadi ikon perempuan pejuang kebebasan di mata banyak orang di dunia. Ia kekinian menjadi mahasiswi di Inggris, dan meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2014 atas jasanya melawan penindasan kaum muda.

Selang lima tahun sesudah nama Malala melejit, ada seorang bocah perempuan lain bernama Ahed Tamimi. Warga Palestina yang masih berusia 16 tahun itu kekinian berada di balik sel penjara Israel.

Ia ditangkap setelah puluhan tentara Israel menyeruak masuk ke dalam rumahnya, Jumat (22/12/2017) dini hari. Ia diseret ke mobil militer karena sebelumnya terekam video menampar seorang serdadu negeri zionis.

Tapi jauh sebelum itu, sejak usia lebih dini, Ahed kecil sudah terlibat aksi perlawanan terhadap penjajahan Israel. Ia saban Jumat memimpin gadis-gadis dan warga desanya, Nabi Saleh, Tepi Barat, untuk berdemonstrasi menentang penjajahan.

Namun, tak seperti Malala, dunia Barat nyaris tak bersuara membela Tamimi. Nyaris tak ada pemerintah maupun kaum feminis Barat yang mengampanyekan pembebasan Tamimi.

"Hanya sedikit dukungan untuk Ahed dari kelompok feminis barat, advokat hak asasi manusia dan pejabat negara yang mengklaim diri sebagai penganjur HAM serta juara pemberdayaan anak perempuan," kritik Shenila Khoja-Moolji, seperti yang ia tuliskan dalam kolom opini Al Jazeera, Kamis (28/12/2017).

Shenila adalah pengajar di University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia meraih gelar doktor dan mengampu program studi gender, seksualitas, dan perempuan di universitas tersebut.

Ia mengkritik kelompok nirlaba maupun pemerintah yang getol mengampanyekan pemberdayaan perempuan, tapi diam ketika Israel menangkap Tamimi dan gadis-gadis Palestina lainnya.

Padahal, kata Shenila, tak terhitung banyaknya kelompok-kelompok tersebut menggelar kampanye untuk memberdayakan anak perempuan seperti Girl Up; Girl Rising; G (irls) 20; Because I am a Girl; Let Girls Learn; ataupun Girl Declaration.

"Hal berbeda ketika Malala ditembak oleh Taliban. Gordon Brown (mantan Perdana Menteri Inggris) memulai petisi global bertajuk 'I am Malala'. Sementara Unesco PBB meluncurkan kampanye 'Stand Up for Malala'" cecarnya.

"Tapi ketika Ahed ditangkap secara brutal oleh Israel? Kita tidak melihat kampanye #IamAhed atau #StandUpForAhed. Tak satu pun dari kelompok feminis dan HAM atau tokoh politik mengeluarkan pernyataan yang mendukungnya atau menegur Israel. Tidak ada yang mengumumkan 'Hari Ahed'. Ahed juga sebenarnya pernah ditolak masuk AS untuk berkampanye kemerdekaan Palestina," jelasnya.

Penulis buku "Forging the Ideal Educated Girl: The Production of Desirable Subjects in Muslim South Asia" itu mengatakan, Ahed sebenarnya seperti Malala, yakni sejarah substansial kaum perempuan muda melawan ketidakadilan.

Ahed, terus Shenila, rutin menggelar aksi protes atas pencurian lahan dan air milik Palestina oleh Israel.

Bahkan, Ahed juga mengorbankan pribadinya. Hingga kekinian, Ahed sudah kehilangan paman dan sepupunya akibat pendudukan Israel. Ibu, ayah, dan saudara laki-lakinya juga sudah berkali-kali ditangkap dan dianiaya Israel.

"Ibu Ahed pernah tertembak di kaki. Ahed pada usia masih sangat belia juga terekam menggigit tangan militer Israel yang menyeret saudara laki-lakinya. Video itu viral dua tahun lalu, tapi tak ada yang peduli," tuturnya.

Menurut Shenila, ada sejumlah faktor yang membuat kaum feminis, pembela HAM, politikus, maupun tokoh dunia, cenderung diam terhadap kasus Ahed.

Pertama, 'membisunya' dunia terhadap Ahed karena terdapat kecenderungan publik melegalisasi kekerasan yang dilakukan oleh negara—dalam kasus ini adalah Israel yang diakui sebagai negara sah oleh dunia Barat.

Publik barat, kata Shenila, cenderung peduli dan marah kalau seseorang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh aktor nonnegara seperti Taliban atau Boko Haram.

Shenila mengkritik kecenderungan seperti itu. Sebab, kekerasan terhadap perempuan atau warga bukan hanya dalam bentuk penyerbuan militer, penangkapan sewenang-wenang, atau brutalitas polisi, tapi juga perampasan sumber daya alam.

"Negara menjustifikasi tindakan-tindakan brutal ini dengan mempresentasikan warga yang sebenarnya korban ketidakadilan sebagai ancaman terhadap negara," terangnya.

Shenila lantas meminjam pemikiran filsuf Italia kontemporer, Giorgio Agamben, yakni "Ketika sudah dianggap ancaman oleh suatu negara, korban akan lebih mudah dijadikan sebagai individu tanpa harga politik, dan menjadi target kejahatan penguasa. Maka, serangan terhadap mereka tanpa proses pengadilan dapat dilakukan tanpa memancing banyak perhatian dari publik," jelasnya.

Menurutnya, Israel juga menggunakan strategi seperti itu. Ahed ditangkap Israel dengan alasan gadis tersebut sangat "berbahaya" bagi kelangsungan pemerintah.

“Menangkap remaja tak bersenjata seperti Ahed—yang hanya karena ingin melindungi keluarganya dengan tamparan—dan diperlakukan seperti teroris adalah tindakan yang tak dapat dimengerti,” kecamnya.

Penangkapan Ahed justru membuka jalan untuk otorisasi penyiksaan berlebihan. Shenila memisalkan, Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett mengecam dan berharap Ahed beserta keluarga "menyelesaikan hidup mereka di penjara".

Alhasil, Shenila menyimpulkan bahwa kasus penangkapan Ahed turut membongkar konstruksi humanisme Barat yang memunyai kecenderungan selektif. Para humanis Barat memunyai kriteria sendiri terhadap situasi atau peristiwa apa yang layak mereka intervensi.

”Kasus-kasus kelaparan, brutalitas polisi atau tentara, pengangguran, kejahatan terhadap perempuan, kerapkali dinilai tak layak untuk mendapat perhatian mereka. Sebab, isu-isu seperti itu dianggap tak terelakkan. Karenanya, Ahed dipandang tak cocok mendapat perhatian dari badan-badan transnasional,” jelasnya.

Tak hanya itu, Shenila menegaskan, Ahed dianggap kaum feminis, pemantau HAM, politikus, maupun negarawan Barat tak cocok dengan stereotipe ”perempuan pemberani” versi mereka.

“Ahed, perempuan yang melawan kolonialisme dan memunyai visi atas rakyatnya, bukan tipologi pemberdayaan perempuan yang ingin dilihat Barat. Ahed mencari keadilan melalui cara melawan penjajah, bukan pemberdayaan yang hanya untuk dirinya sendiri,” nilainya.

“Feminisme Ahed bersifat politis. Kekuatan dia sebagai perempuan untuk menyingkap paras buruk kolonialisme. Karenanya, ia dianggap ’berbahaya’. Keberanian dan tekatnya untuk tak gentar justru meretas semua ketidakberesan penjajah,” tuturnya.

Shenila lantas mendesak agar aktivis maupun lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan di Barat melakukan otokritik dan mengubah paradigma mengenai perjuangan perempuan terhadap penindasan.

Ia mengutip pernyataan revolusioner sekaligus presiden pertama Afrika Selatan Neslon Mandela untuk menutup kritiknya: ”Semua tahu pasti bahwa kebebasan kita tak akan pernah lengkap tanpa kebebasan Palestina.”
Editor : Jef Syahrul
Sumber : suara.com
Kategori : Internasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada CAKAPLAH.com, silakan kontak ke email: redaksi@cakaplah.com
Berita Terkait
Komentar
cakaplah-mpr.jpeg
Jumat, 29 September 2023
Komisi II Usul Kementerian ATR/BPN dan KLHK Kolaborasi Selesaikan Redistribusi Tanah
Jumat, 29 September 2023
Setjen DPR Berikan Perhatian Terhadap Pensiunan Melalui P3S
Kamis, 28 September 2023
TikTok Shop Cs Dilarang, Ketua DPR Berharap Aturan Baru Ciptakan Keseimbangan Pasar Digital dan Konvensional
Kamis, 21 September 2023
Ancaman DBD Meningkat, Puan Dorong Sosialisasi Masif Tekan Risiko Kematian

MPR RI lainnya ...
Berita Pilihan
Selasa, 26 April 2022
DPRD Dukung Pemprov Riau Tindak Tegas PKS Nakal, Kalau Melanggar Cabut Izin !
Selasa, 26 April 2022
Polemik Rotasi AKD DPRD Riau, Sugeng Pranoto: Hari Kamis Paripurna
Selasa, 26 April 2022
Sikapi Turunnya Harga Sawit di Riau, Ini Upaya Gubri
Selasa, 26 April 2022
CPNS dan PPPK Baru di Rohul Dipastikan Tak Terima THR, Ini Sebabnya...
Selasa, 26 April 2022
Sambut Mudik Lebaran, HK Operasikan 2 Ruas JTTS, Termasuk Tol Pekanbaru-Bangkinang
Senin, 28 Maret 2022
Ibu Muda Ini Ditangkap Polisi Usai Simpan Narkotika di Kandang Anjing
Minggu, 27 Maret 2022
Polda Riau Tingkatkan Kasus Jembatan Selat Rengit Meranti ke Penyidikan
Selasa, 26 April 2022
PPKM Level 2 Kota Pekanbaru Berlanjut hingga 9 Mei
Selasa, 26 April 2022
Parisman: 10 Tahun Visioner yang Menenggelamkan Pekanbaru
AMSI
Topik
Selasa, 07 November 2023
Riau Terima Penghargaan Bhumandala Award 2023
Senin, 12 Desember 2022
Kapolda Riau Resmikan Kantor Pelayanan Terpadu Polres Rohil di Bagansiapiapi
Selasa, 08 Januari 2019
Penerimaan Pajak Air Tanah Pekanbaru 2018 Meningkat
Minggu, 06 Januari 2019
Mega Training 'Magnet Rezeki'

CAKAPLAH TV lainnya ...
Selasa, 16 April 2024
Kapolres Pelalawan Turun Langsung Cek Rumah Warga yang Ditinggal Mudik
Selasa, 16 April 2024
Pembenahan di Pelabuhan RoRo Bengkalis Berdampak Positif ke Pelayanan dan Antrean
Selasa, 16 April 2024
Plt Bupati Asmar Hadiri Halalbihalal di Desa Mengkirau
Sabtu, 13 April 2024
AKBP Asep Sujarwadi Pimpin Patroli ke Perumahan Warga Jaga Keamanan Saat Libur Idulfitri 1445 H

Serantau lainnya ...
Minggu, 07 April 2024
Pererat Silaturahmi, Siwo PWI Riau Gelar Buka Bersama BJB dan PSSI
Kamis, 04 April 2024
5 Ide Resep Masakan Pakai Rice Cooker, Cocok untuk Anak Kos!
Kamis, 04 April 2024
Rekomendasi Fashion Wanita Zaman Sekarang
Jumat, 29 Maret 2024
Pengusaha Wanita di Riau Bagi-bagi Takjil Gratis kepada Pengguna Jalan

Gaya Hidup lainnya ...
Kamis, 02 Maret 2023
Wadah Menyalurkan Bakat, Ketua DPRD Riau Yulisman Hadiri Festival Musik Akustik di SMA Negeri 1 Pasir Penyu Inhu
Rabu, 01 Maret 2023
Rapat Paripurna, DPRD Provinsi Riau Umumkan Reses Masa Persidangan I Tahun 2023
Selasa, 28 Februari 2023
Kunjungi Kemendikbud, Komisi V DPRD Riau Bahas Persoalan PPDB
Kamis, 23 Februari 2023
Disdik Gelar Pelatihan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bagi Guru SD Se-Kota Pekanbaru

Advertorial lainnya ...
Kamis, 29 Februari 2024
Telkomsel dan ZTE Wujudkan Pengalaman Gigabit yang Andal dan Efisien
Selasa, 20 Februari 2024
Samsung Hadirkan Galaxy S24 Series dengan Kecerdasan Software Canggih
Jumat, 09 Februari 2024
Apple Kembangkan 2 Prototipe iPhone Lipat Bergaya Flip
Kamis, 01 Februari 2024
Samsung Buka-bukaan Soal Keunggulan Exynos 2400 di Galaxy S24 dan S24+

Tekno dan Sains lainnya ...
Kamis, 18 April 2024
Ini Dia Manfaat Merawat Gigi, Yuk, Kunjungi Klinik Gigi Terdekat Sekarang!
Kamis, 22 Februari 2024
Pemula di Dunia Yoga? Inilah Panduan Cara Memilih Matras Yoga yang Tepat
Sabtu, 27 Januari 2024
Cegah Resistensi, Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak
Senin, 15 Januari 2024
14 Persiapan Penting Awal Kehamilan untuk Calon Ibunda dan Buah Hati

Kesehatan dan Keluarga lainnya ...
Sabtu, 06 April 2024
Rangkaian Ramadan Ceria Umri Berakhir, 5.000 Orang Terima Manfaat
Selasa, 26 Maret 2024
BPH UMRI Gelar Lomba Ibadah Praktis Sesuai Tuntunan HPT
Senin, 25 Maret 2024
Berhadiah Umrah dan Beasiswa, Umri Gelar Lomba Tahfidz Alquran
Kamis, 21 Maret 2024
UPT Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru UMRI Taja Ifthor Jama’i

Kampus lainnya ...
Rabu, 03 Mei 2023
Kompilasi Semarak Silaturahmi Satu HATI, CDN Bangkinang Santuni Anak Yatim
Rabu, 05 April 2023
Safari Ramadan, PT Musim Mas Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Fakir Miskin
Selasa, 04 April 2023
Telkomsel Siaga Rafi Sumbagteng Salurkan CSR untuk Panti Jompo bersama Dompet Dhuafa Riau
Jumat, 03 Maret 2023
Tingkatkan Kesehatan dan Budaya Lokal, Bank Mandiri Serahkan Bantuan ke Posyandu dan Grup Rebana

CSR lainnya ...
Jumat, 09 Februari 2024
Lika-liku 7 Perjalanan Asmara Ayu Ting Ting hingga Tunangan dengan Anggota TNI
Minggu, 28 Januari 2024
Huh Yunjin Bak Sehati Dengan Han So Hee Kala Cuma Pakai Dalaman Di Trailer LE SSERAFIM
Sabtu, 27 Januari 2024
Gigi Hadid dan Bradley Cooper Tak Sungkan Perlihatkan Kemesraan
Rabu, 24 Januari 2024
Park Ji-hyun Ungkap Persiapan Membinangi Drama Terbarunya

Selebriti lainnya ...

Mutiara Merdeka Hotel - April 2024
Terpopuler
Iklan CAKAPLAH
Foto
Rabu, 09 Oktober 2019
Jadi Pimpinan DPRD Siak Dari Partai PAN, Ini Sosok Fairuz
Rabu, 09 Oktober 2019
Indra Gunawan Akan Berjuang Untuk Masyarakat dan Loyal Terhadap Partai
Rabu, 09 Oktober 2019
Ternando Jadi Anggota DPRD Siak Termuda dan Suryono Terpilih Dengan Suara Terkecil
Rabu, 09 Oktober 2019
Reaksi Pimpinan DPRD Siak Terkait PTPN V Buang Limbah Sembarangan

Parlementaria Siak lainnya ...
Senin, 14 Agustus 2023
Pengurus Masjid Nurul Ikhlas Kubang Minta Tunjuk Ajar ke Wagubri
Sabtu, 12 Agustus 2023
Gebyar Kandis Bersholawat Bakal Dihadiri Ribuan Jemaah NU
Senin, 31 Juli 2023
Mualaf Riau Butuh Pembinaan, Begini Caranya...
Sabtu, 29 Juli 2023
Mantan Wawako Pekanbaru, Ayat Cahyadi Turut Saksikan Pengukuhan Pengurus Masjid Al-Hamidah Rejosari

Religi lainnya ...
Rabu, 13 Maret 2024
Kepala BKPSDM Pekanbaru Harapkan Kinerja ASN Maksimal Selama Bulan Ramadan
Jumat, 08 Maret 2024
Pemko Pekanbaru Sudah Tetapkan Jam Kerja ASN Selama Ramadan 1445 H
Rabu, 28 Februari 2024
Pemko Pekanbaru Masih Tunggu Juknis Pusat Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Selasa, 27 Februari 2024
Kepala BKPSDM Dampingi Pj Walikota Terima Penghargaan Anugerah Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Tahun 2023

Galeri Foto lainnya ...
Indeks Berita
www www