PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengutus dua tim pejabat melakukan studi banding ke Jogjakarta dan Bandung guna mencari masukan soal muatan lokal budaya Melayu, yang akan diterapkan di Provinsi Riau.
Dua tim itu masing-masing dipimpin Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie ke Jogjakarta dan Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Yoserizal Zen ke Bandung. Kunjungan ini juga turut dihindari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Dewan Pendidikan serta pejabat terkait lainnya.
Asisten I Setdaprov Riau, Ahmad Syah Harrofie, Kamis (15/3/2018) saat dihubungi melalui selulernya mengatakan, kunjungan Pemprov Riau ke dua daerah itu karenanya Jogjakarta dan Bandung sudah menerapkan muatan lokal budaya yang dimiliki.
"Dari hasil diskusi memang dalam menerapkan muatan lokal perlu melakukan pendalaman, apa fakta pendukung dan yang menjadi kendala penerapan muatan lokal," kata mantan Pj Bupati Bengkalis ini.
Karenanya, lanjut Ahmad Syah, hasil dari pendalaman pihaknya memang banyak harus menyesuaikan dengan kondisi di daerah Riau. Hasil masukan dari kedua daerah itu nantinya akan disatupadukan dalam melaksanakan Pergub dan Perda tentang muatan lokal budaya Melayu di sektor pendidikan dan umum.
"Kita Insya Aah untuk muatan lokal pendidikan tahun ini dilaksanakan. Memang sejauh ini kita sudah melaksanakannya, namun perlu pembenahan," ujarnya.
Sedangkan muatan lokal budaya Melayu untuk umum, tambah Ahmad Syah, Pemprov Riau akan segera menyusun Peraturan Gubernur (Pergub) tentang muatan lokal itu.
"Dalam Pergub itu nanti diatur penggunaan bahasa, pengguna pakaian, berbahasa di tempat umum, apakah sifatnya terus menerus atau hanya sehari," pungkasnya.