Prabowo Subianto
|
(CAKAPLAH) - Pidato Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tentang hasil kajian internasional yang menyebut Indonesia bakal bubar pada 2030, ramai diperbincangkan masyarakat. Namun, pidato Prabowo yang berupa prediksi dianggap sebagai sebuah analisa fiksi. Sebab, menurut politikus Partai Bulan bintang (PBB) Sukmo Harsono penyebutan yang paling masuk akal adalah negara gagal.
Sukmo menilai, pidato yang disampaikan Prabowo adalah sebuah peringatan dini. "Indonesia bubar 2030 adalah sebuah early warning (peringatan dini) dari Prabowo Subianto," kata dia.
Ia mengatakan berbagai hal bisa menyebabkan Indonesia menjadi negara gagal, seperti, hutang yang mencapai Rp 4.000 triliun, politik SARA yang tak terkendali, dan runtuhnya ekonomi nasional karena manajemen yang keliru.
"Berisiko besar membuat NKRI menjadi negara gagal," ujar Sukmo.
Dijelaskan Sukmo, makna gagal tersebut, yakni gagal mensejahterakan rakyat dan mempertahankan negara kesatuan. Menurut dia, apabila hal itu terjadi, maka negara telah gagal mewujudkan cita-cita pendiri bangsa Indonesia.
Menurut Sukmo, ada harga mahal yang harus dibayar pemerintah apabila mengandalkan hutang untuk membangun infrastruktur. "Oleh sebab itu, hati-hati memilih presiden di 2019. Salah pilih, Anda membangun peradaban atau Anda menghacurkan peradaban," tutur dia.
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Republika.co.id |
Kategori | : | Pemerintahan, Nasional |