Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Riau, Yusri.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Maraknya penipuan melalui sambungan telepon saat ini semakin membuat warga resah, termasuk yang ada di Pekanbaru. Kabar terbaru, salah seorang warga Pekanbaru yang menjadi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengaku mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal yang mengaku dari karyawan bank tersebut. Si penelepon meminta nomor yang ada di belakang ATM yang ditandatangani. Beruntung nasabah tersebut cepat sadar dan tidak mau memberikan nomor yang diminta si pelaku.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Riau, Yusri, mengatakan bahwa pihak bank sudah sering mengingatkan nasabahnya untuk tidak memberikan informasi-informasi yang sangat pribadi.
"BRI sudah berulangkali mengingatkan nasabahnya agar tidak menyampaikan informasi penting kepada siapapun. Apalagi kepada orang yang baru dikenal melalui telpon dan mengaku dari pihak Bank," ujar Yusri, Jumat (23/3/2018).
BACA: Waspada! Penelepon Gelap Pembobol Rekening Incar Warga Pekanbaru
Yusri mengatakan, nasabah jangan pernah percaya dan tergiur dengan apa yang ditawarkan oleh sang penelpon misterius.
"Biasanya itu menawarkan hadiah besar, lalu ada juga yang menawarkan promo-promo lainnya namun dengan menanyakan hal-hal rahasia seperti nomor ATM dan juga ibu kandung. Jangan sampai ikuti, jelas itu penipuan," ungkapnya.
Lanjut Yusri, untuk beberapa kasus bahkan sampai ada yang mengetahui nomor ATM dan juga Ibu Kandung.
"Jadi untuk kasus seperti ini, sang penipu sudah lama mempelajari informasi-informasi yang diperlukan. Nah setelah dirasa semua informasi didapatkan, penipu akan mulai beraksi dengan menelpon calon korban dan menyebutkan informasi-informasi yang sudah didapatkan untuk membuat calon korban percaya. Nanti ujung-ujungnya seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir, sang penelepon akan meminta 3 digit nomor rahasia yang berada di belakang kartu ATM. Jangan sampai diberitahu, itu sangat rahasia," bebernya.
Yusri mengimbau masyarakat untuk lebih merahasiakan informasi-informasi pribadi yang berpotensi memuci terjadinya penipuan.
"Jadi kalau ada penelepon yang mengaku petugas bank dan meminta informasi-informasi pribadi, jangan ladeni. Jangan sampai informasi bocor. Jika nasabah memberikan informasi, itulah modal dari si penipu untuk bisa mengambil isi tabungan nasabah," pungkasnya.