DUMAI (CAKAPLAH) - Pasca kelompok pak Ngah tewas ditembak mati dalam aksi teror di Mapolda Riau, Polres Dumai dan Densus 88 antiteror Mabes Polri kembali mendatangi tempat kediaman Pak Ngah alias Ical di daerah Mundam, Kecamatan Medang Kampai.
Ketua RT 05 Kelurahan Mundam, Saharuddin, saat ditemui awak media mengaku tidak mengenal baik dengan pelaku. Karena mereka tidak pernah bergaul bersama masyarakat sekitar.
“Pak Ngah tidak pernah melapor ke RT sejak 3 bulan tinggal disini. Kami dari pihak kelurahan, Babinkamtibmas dan Babinsa pernah mendatangi kediaman mereka,” ujar Saharuddin sambari menjelaskan sesuai pengetahuannya Pak Ngah datang ke lokasi ini pada 2017 dilahan miliknya bersama dua anak satu istri.
“Saat kami bersama Babinkhatibmas dan Babinsa mendatangi pelaku mengaku membuka pengajian dengan jumlah anggota sebanyak 7 orang. Belakangan diketahui mereka melaksanakan ibadah di sebuah pondok yang terbuat dari gedek pelepah sawit. Dan tak pernah terlihat di rumah ibadah di area pemukiman warga,” jelasnya.
Kapolres Dumai AKBP Restika P Nainggolan SIK beserta Tim Densus 88 membawa anggota pengajian NH untuk pengembangan kasus aksi teror yang dilakukan kelompok radikal di bawah pimpinan Pak Ngah.
Dari pengakuan NH, setahun lalu saat dia masih aktif, terdapat 7 orang yang tergabung dalam pengajian di bawah pimpinan Pak Ngah. Tapi kelanjutan perkembangannya ia tidak tahu. "Saya putus komunikasi pasca dapat pekerjaan di Pekanbaru," jelasnya
Sesuai pengalamannya, ketika ikut dalam pengajian, gubuk itu dijadikan tempat istimewa menjalankan keyakinan. “Gubuk ini dijadikan tempat salat jumat dan pengajian, imamnya Pak Ngah dan Suwandi,” paparnya.
Ia juga memastikan bahwa Pak Ngah merupakan orang yang memimpin kelompok pengajian itu. NH mengaku terakhir bertemu dengan Pak Ngah dan Suwandi lebaran tahun 2017 silam.
”Karena sibuk aktifitas tidak pernah lagi jumpa maupun berkomunikasi sama mereka,” kata NH.
Penulis | : | SAR |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Peristiwa, Hukum, Kota Dumai |