PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dalam rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2018 di Pekanbaru, Riau, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar seminar Internasional Science Techno Park (STP) di Grand Central Hotel Pekanbaru, Kamis (9/8/2018). Sebanyak 4 narasumber yang berasal dari Thailand, Jepang, China dan Australia hadir sebagai narasumber.
Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Patdono Suwignyo, yang secara resmi membuka acara seminar ini mengatakan dalam waktu lima tahun pemerintah bertekad mengembangkan 100 kawasan STP diseluruh Indonesia termasuk Riau.
"Hanya saja di bawah koordinasi menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI kita evaluasi lagi. Bagaimana kesiapan daerah dalam pengembangan STP dan beberapa faktor lainnya. Akhirnya kita putuskan selama 5 tahun ini kita hanya mengembangkan 22 STP," ujar Patdono.
Lanjut Patdono, adapun Produk STP yang dihasilkan di Indonesia saat ini kebanyakan masih bergerak di bidang pangan dan peralatan pertanian.
"Mereka masih belum stabil, karena banyaknya permasalahan yang dihadapi. Dimana, produk STP yang dihasilkan masih berskala UKM menengah ke bawah bukan berskala besar seperti STP luar negeri pada umumnya. Kita akan terus berusaha sekuat tenaga untuk terus mencarikan investor dan membangun sinergitas dengan pemerintah demi pengembangan kawasan STP ke depan," cakapnya.
Pengembangan STP di Indonesia, lanjut Patdono, mengalami banyak persoalan. Seperti keterbatasan area, pajak yang terlalu besar, modal yang terbatas serta minimnya dukungan pemerintah daerah.
"Untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan kerjasama antara pihak pemerintah dan pelaku usaha dan perguruan tinggi sehingga pengembangan STP bisa berjalan sesuai harapan," cakapnya.
Melalui kesempatan ini, Kemenristek Dikti berharap agar para peserta workshop bisa menggali lebih banyak ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk nantinya bisa mengembangkan kawasan STP di daerah masing-masing.
"Meski hanya membutuhkan waktu sekitar 5 tahun, namun pengembangan STP di Indonesia memiliki potensi yang membanggakan," terangnya.
Disinggung mengenai STP yang ada di Riau, tepatnya berada di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Patdono mengatakan bahwa STP tersebut belum bisa dikatakan berkembang.
"Jadi ada 3 tingkatan STP. Yakni Pratama, Madya dan Utama. Untuk Indonesia satupun belum ada yang mencapai level 3 atau level utama. Yang di Riau juga belum bisa dikatakan berkembang," terangnya.
Dicontohkan Patdono, STP yang sudah berada di level utama adalah perusahaan besar berbasis teknologi seperti di Swedia, Cina dan Iran. "Kalau Indonesia memang belum ada yang mencapai level tersebut," ungkapnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Riau, Pendidikan, Pemerintahan, Nasional |