PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penguasaan ilmu ushuluddin bagi masyarakat Melayu dianggap sesuatu yang penting dalam mengimbangi arus globalisasi saat ini. Bahkan ilmu ushuluddin perlu dipelajari oleh umat Islam dalam rangka melahirkan generasi yang beriman kepada Allah.
Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. H. Baharuddin Puteh, Timbalan Naib Cancelor Kolej Universiti Islam Melaka (KUIM), Malaysia dalam kuliah umum "Peranan Fakultas Ushuluddin dalam merevitalisasi Islam dan Melayu di era globalisasi" yang ditaja Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, Kamis (6/9/2018).
Dalam makalahnya, Baharuddin mengatakan secara sadar atau tidak globalisasi telah menyelinap masuk ke dalam setiap aspek kehidupan. Akan tetapi Islam tidak menolak kemajuan dan kemoderenan namun haruslah disertai dengan disiplin diri dan keimanan yang kuat dalam menghadapi arus globalisasi.
"Teknologi yang diciptakan hanyalah untuk membantu urusan dunia dan tidak sesekali untuk melalaikan atau menyerahkan tugas khalifah sepenuhnya kepada ciptaan manusia. Teknologi yang hebat tidak seharusnya dijadikan matlamat untuk mencapai sesuatu tujuan yang tidak baik," kata Baharuddin.
Melayu Jadi Identitas
Hadir dalam kuliah umum yang dilaksanakan di gedung rektorat UIN Suska Riau itu diantaranya Rektor UIN Prof. DR. Ahmad Mujahidin, Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. H. Jamaluddin, perwakilan Pemprov Riau dan ratusan mahasiswa.
Ketua Panitia yang juga Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Husni Thamrin mengatakan salah satu alasan kuliah umum ini diselenggarakan adalah karena mirisnya nasib masyarakat Melayu saat ini.
Ia mengatakan saat ini jumlah penduduk Melayu mencapai 450 juta jiwa yang tersebar di banyak negara. Meski jumlahnya sangat banyak namun masyarakat Melayu belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Bahkan di Champa Vietnam, orang Melayu hanya tinggal kenangan dan bernasib malang padahal Melayu di negeri tersebut pernah mencapai masa kejayaannya. Oleh sebab itu hal seperti ini tidak boleh terjadi di negara kita Indonesia. Masyarakat Melayu harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut Husni mengatakan di UIN Suska Riau sendiri, Melayu dan Islam menjadi identitas. Bahkan perguruan tinggi ini memiliki cita-cita bagaimana mewujudkan bahasa Melayu menjadi bahasa internasional dan menjadi bahasa yang diakui PBB.
Penulis | : | Ojel |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Riau, Pendidikan |