PEKANBARU (CAKAPLAH) - Tepat 11 September 2018 Radio Republik Indonesia (RRI) menginjak usia ke-73 tahun. Sebagai radio perjuangan kemerdekaan, RRI terus melakukan inovasi dan kualitas produk kepada masyarakat Indonesia.
Dengan mengangkat tema “Dari Sini Indonesia Masih Ada dan Terus Ada”, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) ini
terus tumbuh dengan semangat kebersamaan dan pengabdian demi mempertahankan NKRI.
Tak hanya itu, di era digitalisasi sekarang, radio perjuangan ini juga telah menyiapkan platform baru untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama LPP RRI M.Rohanuddin dalam pidatonya yang dibacakan Kepala Stasiun (Kepsta) LPP RRI Pekanbaru Edy Supakat pada amanat upacara bendera di Halaman RRI Pekanbaru, Rabu (12/9/2018).
“Semangat ini harus kita maknai dan cerminkan dalam memberikan pelayanan informasi dan hiburan kepada masyarakat seluruh wilayah NKRI, melalui berbagai program siaran yang tidak saja menyajikan informasi fakta-fakta di lapangan, akan tetapi juga harus menghadirkan upaya solutif dan edukatif serta berkualitas,” ungkapnya.
Direktur RRI lebih lanjut mengapresiasi kinerja angkasawan dan angkasawati RRI yang sudah bekerja keras mewujudkan RRI sebagai media yang terpercaya di tengah era konvergensi media.
“Saya bangga dan mengapresiasi kinerja angkasawan dan angkasawati RRI di seluruh tanah air dalam membangun reputasi RRI. Namun kita tidak boleh lengah dan merasa puas dengan capaian dan prestasi yang kita peroleh, sehingga terlena dan tidak mampu lagi berfikir, berbuat dan bertindak sejalan dengan dinamika kekinian,” terangnya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan penyulutan obor Tri Prasetya RRI untuk meneguhkan diri sebagai radio perjuangan.
Radio Republik Indonesia juga memperkenalkan platform baru yaitu RRI Net yang menggabungkan siaran radio yang divisualkan sebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-73 lembaga ini.
Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI) Mohammad Rohanudin di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya mengembangkan RRI Net sebagai upaya adaptasi di era konvergensi namun tidak berarti akan meninggalkan karakter sebagai radio dan tidak akan membuat televisi.
"Tapi dengan RRI Net, kami sedang dan akan memenuhi kebutuhan publik yang besar. RRI juga tidak ada niat bersaing dalam konteks pertelevisian di Tanah Air," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menghadapi tantangan digitalisasi media dimana hampir 80 persen pengguna ponsel pintar adalah masyarakat pada kelompok milenial.
Menurut dia, segmen inilah yang harus dimasuki RRI sehingga wajib mulai secara cepat memenuhi kebutuhan multiplatform agar bisa merebut pangsa pendengar sebanyak-banyaknya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau mengapresiasi program RRI yang dinilai sejalan dengan Visi Riau 2020 yang menjadikan Riau sebagai pusat budaya melayu di Asia Tenggara.
“Terus maksimalkan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Riau dalam memberitakan dan menyiarkan kegiatan-kegiatan kebudayaan,” jelas Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yose Rizal Zein.