Ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus sayat tangan yang dilakukan 56 siswa Sekolah Dasar (SD) di Pekanbaru baru-baru ini menjadi sorotan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Komisioner Bidang Hak Sipil Partisipasi Anak KPAI, Jasra Putra, kepada CAKAPLAH.com, Kamis (11/10/2018) mengatakan pihaknya akan mendalami kasus ini lebih serius apa penyebabnya.
Karena menurutnya kasus tersebut termasuk langkah. Dimana di Indonesia baru kali kasus yang sama dilakukan secara massa. Bahkan dugaanya ada juga di sekolah lain melakukan
chalange yang sama.
"Kasus serupa sudah ada di internasional, tapi mereka kan cepat belajar dari challange. Ini terus berkembang. Kalau tidak didampingi dengan baik bisa terpengaruh ke anak lainnya. karena 70 persen psikologi anak dibentuk dari lingkungannya," ujarnya.
Jasra mengatakan, kasus itu sudah dibahas dengan Dinas Kesehatan, Disdukcapil, Dinas Pendidikan tentang perlindungan anak di Riau ini.
"Kasus ini tidak bisa dianggap hal yang biasa. Apalagi ada komentar dan heboh di media sosial. Tadi saya sampaikam ke Dinkes apakah ini sampai ke kejiwaan anak. Kalau ia tentu butuh pendampingan karena terpengaruh akibat konten negatif," katanya.
Karena itu, pihaknya harap semua lingkungan anak bersama-sama mencegah terjadinya kasus serupa. Sebab kasus seperti ini yang jumlah korbannya banyak baru di Riau.
"Kita juga minta Kominfo menutup konten itu. Kita juga dalami kenapa di Riau dan lingkungan butuh interpensi juga, jangan mengambil kesimpulan secara cepat. Kita juga sudah turun ke sekolah sana, kita coba lakukan kajian," tegasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Peristiwa, Serba Serbi, Pendidikan, Kota Pekanbaru |