PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengakui kelangkaan elpiji 3 kilogram (Kg) sering terjadi di daerah perbatasan kabupaten/kota.
Kondisi itu bukan dikarenakan kuota gas subsidi itu yang kurang, melainkan masyarakat memilih membeli gas di pangkalan terdekat. Padahal pangkalan itu tidak masuk ke wilayahnya.
Demikian disampaikan Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdaprov Riau, Darusman kepada CAKAPLAH.com, Kamis (25/10/2018).
"Momen itulah yang dimanfaatkan pedagang kecil menaikan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Karena kalau dari agen saya kira tidak ada kenaikan harga gas, tapi yang sering bermain itu di bawah pedagang kecil," katanya.
Karena itu, Darusman mengimbau kepada pangkalan untuk tidak berlebihan menjual gas kepada perdagangan kecil. Hal ini tak menutup kemungkinan harga bisa dimainkan pedagang kecil dengan dalih gas langkah.
"Sebenarnya gas itu tak langka, kuota cukup. Tapi karena ada oknum yang bermain makanya harga yang diterima masyarakat tinggi, bahkan bisa dua kali lipat dari HET. Ini yang sulit kita memantaunya," tandasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |