JAKARTA (CAKAPLAH) - Aksi reuni akbar alumni bela Islam 212 di Monas diikuti jutaan umat muslim. Namun, siapa sangka, dalam aksi yang kental nuansa Islami itu juga dihadiri umat agama lain.

Salah satunya adalah Lieus Sungkharisma, Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak). Bahkan, Lieus tak pernah alpa menghadiri aksi yang sudah tiga kali digelar ini.

Menurut dia, aksi 212 ini bisa menjadi catatan sejarah dunia, mengingat jumlah peserta aksi yang mencapai jutaan namun berlangsung aman, tertib dan damai.

"Aksi ini bisa menjadi sejarah dunia, kumpulan jutaan orang, bisa damai, tidak menciptakan kegaduhan, bahkan rumputpun gak ada yang terinjak, batang pohon gak ada yang patah," ungkapnya usai aksi kepada CAKAPLAH.com di Jakarta.

Menurut Lieus, orang-orang yang memberikan stigma negatif terhadap aksi 212 harus berpikir jernih, mengingat faktanya justru aksi ini sangat tertib dan menjunjung toleransi.

"Ada penganten lewat diberi jalan, yang dipikir orang itu 212 akan rusuh. demikian juga dengan peringatan pertama, kedua dan tadi ini, itu orang pikir akan ribut, ternyata semua damai. Semua baik. Bahkan alam pun memberikan dukungan, cuaca tidak terlalu panas," paparnya.

Sebab itu, ia meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo mendukung aksi ini dan merangkul umat muslim. Pasalnya, sudah beberapa kali aksi 212 digelar, selalu berlangsung aman, tertib dan lancar.

"Catatan saya, pemerintah harus memberikan dukungan, jangan menghalang-halangi saudara yang mau datang dari daerah. Harus difasilitasi kumpulnya. Banyak orang doa bersama, itu kekuatan membangun negeri," ulasnya.

Tanpa mendapat dukungan masyarakat, Lieus berkeyakinan pemerintahan saat ini tidak bisa berbuat banyak. "Jadi saya pikir, momentum 212 ini harus kita lestarikan, kita peringati setiap tahun," ucapnya.