PEKANBARU (CAKAPLAH) - Januari hingga 10 Februari 2019, sebanyak 948 penerbangan dibatalkan baik itu untuk kedatangan maupun keberangkatan dari dan ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Kota Pekanbaru.
Hal ini tak lain adalah imbas dari mahalnya harga tiket dan juga tarif bagasi pesawat yang sudah diberlakukan.
Executive General Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Jaya Tahoma Sirait menjabarkan 948 penerbangan yang dibatalkan itu 730 terjadi di bulan Januari dan 218 penerbangan terjadi di bulan Februari dari tanggal 1-10 Februari 2019.
"730 penerbangan yang dibatalkan di bulan Januari 2019 terdiri dari 363 jadwal kedatangan dan 367 keberangkatan," cakapnya.
Lanjut Jaya, khusus Februari ini, pembatalan didominasi dari maskapai Lion Air yakni 85 penerbangan.
"Kemudian Garuda Indonesia 62 penerbangan, Citilink 38 penerbangan, Batik Air 30 penerbangan dan Wings Air 13 penerbangan," pungkasnya.
Sementara itu, penerapan bagasi berbayar yang dilakukan oleh sejumlah maskapai penerbangan membuat sejumlah toko oleh-oleh di Kota Pekanbaru merasakan dampaknya. Bahkan omset mereka turun hingga 40 persen.
Salah satu toko oleh-oleh yang terdampak kebijakan bagasi berbayar ini adalah toko oleh-oleh Khas Pekanbaru Cik Puan.
Kepada CAKAPLAH.COM, penjaga toko tersebut Rini mengatakan sejak bagasi diterapkan, orang yang berbelanja ke tokonya untuk dibawa sebagai oleh-oleh berkurang drastis.
"Turun. Omset kita langsung anjlok. Ada sekitar 40 persenan lah menurunnya," ujar Rini.
Ia mengatakan biasanya, setiap orang yang datang ke toko untuk membeli oleh-oleh pasti untuk ukuran kardus yang besar, tapi sekarang lebih memilih untuk membeli oleh-oleh dengan jumlah yang sedikit.
"Alasan mereka semua ya karena bagasi berbayar. Karena nanti beli oleh-olehnya hanya sekian, ternyata bayar bagasinya lebih mahal. Itu makanya minat masyarakat untuk membeli oleh-oleh sedikit," Cakapnya.
Rino berharap, agar kebijakan ini bisa ditinjau ulang. Jika memang harus diberlakukan bagasi berbayar, hendaknya tidak terlalu mahal.
"Kalau Rp7.000 atau Rp8.000 perkilonya masih diterimalah, tapi kalau harganya sampai mahal seperti sekarang ini ya tentu orang tak mau. Udahlah tiket mahal, tambah lagi bagasi harus berbayar. Haran kami ini agara bisa ditinjau ulang," pungkasnya.