PEKANBARU (CAKAPLAH) - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMK se-Provinsi Riau, Senin (26/3/2019) berjalan dengan lancar dan aman. Tahun ini UN seluruh SMK 100 persen menggunakan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Kepala Dinas Pendidikan Riau, Rudyanto didampingi Kabid SMK Aidil Adhari, Kabid SMA Hafes dan Kasubag Umum Harrison meninjau langsung pelaksanaan UN tingkat SMK, di Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak. SMK pertama yang ditinjau yakni SMKN 1 Pekanbaru, selanjutnya SMK 7 Pekanbaru. Kemudian dilanjutkan di Kabupaten Siak yakni SMK 1 Minas dan SMK 1 Tualang.

"Alhamdulillah UN sesi pertama tidak ada kendala. Semua berjalan lancar, jaringan internet tidak ada yang down, siswa mengerjakan soal dengan baik. Sejauh ini tidak ada yang troble mudah-mudahan sampai akhir UN berjalan seperti ini," kata Rudiyanto.

Mantan Pj Bupati Indragiri Hilir ini mengatakan, tidak hanya Disdik Riau yang ikut meninjau kepastian kelancaran UNBK tingkat SMK. Tapi dari pihak PLN juga ikut menjaga, agar ketersediaan listrik berjalan lancar dan tidak ada pemadaman. Untuk menjaga keamanan siswa dalam menjawab soal UNBK pihak kepolisian juga turut andil.
"Tidak hanya kita yang meninjau dari pihak PLN juga ikut. Dewan pendidikan juga ada meninjau. Pihak kepolisian tadi di SMK 1 Tualang berjaga. Tentu mereka ikut menjaga dan memastikan tidak ada yang mengganggu siswa dalam mengerjakan soal," ungkapnya.

Untuk tahun 2019 ini, kata Rudi, seluruh SMK di Riau telah menggunakan UNBK dan ini membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah memberikan bantuan laptop dan PC kepada seluruh sekolah yang membutuhkan. Dan hibah laptop yang diberikan sangat bermanfaat bagi sekolah-sekolah yang melaksanakan UNBK.

"Tentunya kita menginginkan seluruh SMA dan SMK di Riau ujian dengan UNBK. Tahun lalu kita sudah ada pengadaan laptop dan diterima oleh beberapa sekolah di Riau, dan sudah digunakan dengan baik. Tentunya dengan ilmu pengetahuan dengan menggunakan IT ini akan semakin menambah pengetahuan pelajar kita menggunakan IT,” kata Rudi.

“Kita sudah melihat siswa sekarang sudah pintar-pintar dalam menjalan laptop maupun komputer. Mereka tidak canggung lagi mulai dari mengisi nama mereka untuk masuk UN, sampai menjawab soal ujian. Mereka tidak bisa lagi lihat kiri dan kanan, atau bertanya dengan kawan mereka apa jawaban dari soal UN yang diterima. Saya bangga melihat mereka," ungkap Rudyanto.
Lebih jauh dikatakan Rudy, UN saat ini tidak lagi menjadi momok bagi siswa, karana UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa sekolah. UN hanya untuk menambah nilai keseluruhan dari sekolah, dengan menggabungkan dengan nilai sekolah, dan juga perilaku siswa selama di sekolah.

"UN ini kan tidak lagi jadi penentu kelulusan akhir, nilai UN ini untuk menjadi pegangan saat akan masuk perguruan tinggi. Tentu ketika kita ingin masuk ke perguruan tinggi yang lebih baik. Contohnya kita mau masuk perguruan tinggi yang terkenal tentu harus dengan nilai yang tinggi, atau kita mau masuk ilmu kedokteran tentu juga harus nilai yang tinggi juga," jelasnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Pekanbaru Nurman Syafi'i menjelaskan untuk tahun 2019 ini jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak 344 siswa, 91 siswa dan 253 siswi. Semua siswa mengikuti ujian dan belum ada laporan tidak mengikuti ujian.

"Semua siswa kita mengikuti UN pertama, alhamdulillah tidak ada kendala baik dari jaringan internetnga dan komputernya. Kami punya lima labor dan 150 komputer," katanya.

"Dalam setiap lokal diisi sebanyak 25 siswa. Satu hari kami membuat tiga sesi dari pagi sampai sore. Untuk sesi pertama alhamdulillah berjalan lancar tanpa ada kendala," sambungnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Minas Agustina Susilawati MPd untuk pelaksanaan UNBK di sekolah yang dipimpinnya sampai sejauh ini masih aman dan tidak ada kendala.

"Alhamdulillah untuk pelaksanaan UNBK di SMKN 1 Minas berjalan lancar, semua siswa hadir mengikuti ujian. Untuk masalah jaringan dan listrik sejauh ini tak ada kendala," ungkapnya sambil menyampaikan tahun ini ada 139 siswa SMKN 1 Minas mengikuti UNBK.
Salah satu siswa SMKN 1 Pekanbaru, Nadila Nafisa, mengaku dalam menjawab dan mengisi soal UN tidak ada kendala. Dan ia bersukur soal-soal yang keluar sudah dipelajarinya selama belajar di sekolah. Walaupun ada beberapa soal yang ia ragu untuk menjawabnya. Namun ia optimis apa yang dijawabnya 80 persen sesuai.

"Kalau dibilang mudah, yah mudah sih, kalau susah tidak. Mata pelajaran pertama ini bahasa Indonesia, dengan jumlah soal 50 soal. Semuanya objektif tinggal memilih mana yang benar. Insya Allah nilainya baik," kata Nadila.

Disinggung apakah menemui kendala saat menggunakan komputer ataupun laptop selama proses ujian. Ia menjawab sama sekali tidak ada kendala, internet berjalan lancar, begitu juga dengan listrik juga tidak ada padam.

"Alhamdulillah tidak ada gangguan. Jaringan juga bagus, memang tadi ada yang sedikit sulit masuk login-nya, memasukkan nama dan kodenya, tapi tak lama hanya beberapa menit saja. Untuk ujian besok nih yang perlu pemikiran ekstra, mata pelajaran matematika, doain bisa jawab ya," harapnya.

Untuk diketahui pelaksanaan UN yang berlangsung 24-28 Maret ini, dimulai hari pertama mata pelajaran Bahas Indonesia untum hari pertama. Selanjutnya dihari kedua UN mata pelajaran, Matematika, hari ketiga Bahasa Inggris, dan hari keempat teori kejuruan.

Untuk tahun 2019 ini, jumlah palajar SMK yang mengikuti UN sebanyak 28.826 se Provinsi Riau. Berikut jumlah sekolah dan jumlah siswa di masing-masing Kabupaten Kota, Kota pekabaru 58  SMK, jumlah siswa 8.320, kota Dumai 16 sekolah, jumlah siswa 2110, Kabupaten Kampar 24 sekolah, jumlah siswa 1614, Indragiri Hulu 16 sekolah, jumlah siswa 2230.

Indragiri Hilir (19 sekolah, jumlah siswa 1607, Bengkalis 25 sekolah, jumlah siswa 2125, Pelalawan 17 sekolah, jumlah siswa 1662, Rokan Hulu 37 sekolah, jumlah siswa 2853, Rokan Hilir 26 sekolah, jumlah siswa 1972, Siak 24 sekolah, jumlah siswa 2297, Kuangsing 13 sekolah, jumlah siswa 1498, Meranti 6 sekolah, jumlah siswa 538. (ADV)