PASIR PENGARAIAN (CAKAPLAH) - Kepanikan terjadi di SMK islamiyah Muara Nikum di jalan raya muara Nikum, kecamatan rambah hilir, Kamis (3/4/2019).
Ratusan siswa yang berada di lantai dua gedung sekolah tersebut panik serta berhamburan keluar kelas menuju lapangan terbuka, setelah mendengar adanya suara sirene peringatan gempa.
Rupanya hal itu adalah bagian simulasi bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rokan hulu yang bertujuan untuk melatih para siswa siap menghadapi bencana gempa.
Dalam simulasi ini, para siswa Dibekali tekhnik penyelamatan diri serta bagaimana cara menyikapi gempa. Tak hanya itu, dalam simulasi ini, personel BPBD Rohul juga mengajarkan evakuasi korban dengan menggunakan tandu dari gedung sekolah.
“ kita juga berikan materi terkait pemadaman kebakaran, karena biasanya gempa bumi bisa memicu terjadinya kebakaran” Cakap Kalaksa BPBD ir H Zulkifli, Melalui Kasi Pencegahan dan kesiapsiagaan Jon Fery, Jumaat (5/4/2019)
Dikatakan Jon Feri, sosialisasi dan simulasi ini, merupakan upaya mitigasi dan edukasi kepada generasi muda, agar mereka lebih siap menghadapi bencana jhususnya gempa.
Melalui, sosialisasi dan edukasi ini,masyarakat terutama anak sekolah bisa mengetahui seperti apa cara pencegahan dan penyelamatan diri saat bencana gempa datang.
"Harapan kita melalui kegiatan ini mesyarakat lebih waspada dan memahami arti dari bencana, jadi mereka siap, kita ciptakan masyarakat yang siap dan tangguh.”
Disinggung terkait potensi terjadinya bencana gempa di Rokan Hulu, Jon menjelaskan, kabupaten Rokan Hulu menjadi salah satu daerah rawan gempa bumi di provinsi Riau, karena menjadi daerah terujung bagian akar sesar sumatera.
Pada tahun 2017 lanjutnya, kabupaten Rokan hulu pernah terjadi gempa dengan kekuatan 5,3 skala Richter di titik 0,76 LU (Lintang Utara), 100,43 BT (Bujur Timur), dan berada di kedalaman gempa 228 km, dengan Pusat gempa di Desa Lubuk Bilang, Kecamatan Rambah Samo. Meski terbilang besar, Gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan, bahkan getaran tidak dirasakan warga setempat.
“Gempa yang terjadi pada tahun 2017 tersebut adalah subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang terjadi di kedalaman bumi, ini tentunya menjadi indikasi, bahwa daerah kita masih rawan terjadinya Gempa” ucap Jon.
Sementara itu, nenurut ahli geologi Riau, Dr Husnul Kausarian, gempa yang terjadi di Rokan Hulu dan Kampar pada 2017 dan 2019 merupakan fenomena pergerakan bagian bawah dari lempeng samudra Indo-Australia (Samudra Hindia) dengan lempeng benua eurasia (Sumatera dan Malaysia).
pertemuan lempeng ini sangat besar, sehingga dikenali dengan istilah cincin api Asia-Pasifik (Asia-Pacific Ring of Fire / APRF). Karena sangat besar efeknya akan terasa sejauh pertemuan lempeng tersebut mengakar.
Salah satu hasil dari pertemuan lempeng ini dikenal sebagai Sesar Sumatera, yang di dalamnya terbentuk bukit barisan. Sepanjang bukit barisan, terbentuk gunung-gunung api terkenal di sumatera, sebut saja Sinabung, Samosir (Danau Toba), Merapi, Singgalang, Kerinci dan lainnya.
lokasi tempat terjadinya gempa gempa di Riau , sangat dekat dengan patahan-patahan (sesar) minor yang terhasil dari Sesar Sumatera. Secara teoritis kedalaman gempa tadi sangat dalam. Dan kalau dilihat, meski di Riau ini tidak pernah terjadi, tapi jika menurut teori diatas, potensi itu ada," tukasnya. (ADV)
Penulis | : | Ari |
Editor | : | Hadi |
Kategori | : | Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Pemerintahan |
01
02
03
04
05
Indeks Berita