Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan melaksanakan salat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. (11/4). (CNN Indonesia/Setyo Aji Harjanto)
|
(CAKAPLAH) - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan melaksanakan salat subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (11/4/2019).
Salat subuh berjemaah tersebut bagian rangkaian acara gerakan nasional salat subuh berjamaah dalam rangka memperingati dua tahun kasus penyiraman air keras dan mendoakan kesembuhan Novel.
Pantauan CNNIndonesia.com, Novel tiba di lokasi sekitar pukul 04.40 WIB, mengenakan gamis dan peci putih. Kedatangannya ditemani oleh satu orang pengamanan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Begitu datang Novel menyempatkan diri bersalaman dengan sejumlah jemaah yang sudah lebih dulu datang ke masjid itu. Setelah itu ia mengambil saf terdepan untuk melaksanakan salat subuh berjemaah.
Salat berjamaah dipimpin oleh Imam Masjid Al Ihsan, Abdur Rahim Hasan. Usai salat Novel pun tidak langsung beranjak. Bersama jamaah lainnya ia menyempatkan diri untuk memanjatkan doa.
Hasan yang menjadi pemimpin doa meminta kepada Tuhan agar Novel diberi kesembuhan dan pelaku penyiraman air keras ke wajah segera ditangkap.
"Yang paling penting Pak Novel tetap teguh hatinya berjihad memberantas korupsi," kata Hasan dalam doanya, Kamis (11/4/2019).
Seusai zikir dan doa bersama, acara dilanjutkan dengan bersalam-salaman antar jemaah. Sekitar 200-an lebih jemaah itu menyalami Novel satu persatu. Ada di antara mereka yang bahkan memeluk Novel.
Hasan mengatakan salat subuh berjamaah ini dilaksanakan tidak hanya di Masjid Al Ihsan, melainkan serentak di banyak masjid di Indonesia. Ia berharap kasus yang menimpa tetangganya ini dapat segera terungkap.
"Saya berharap semoga kasus ini dapat terungkap dan mata mas Novel segera diberi kesembuhan," kata Hasan.
Hari ini tepat dua tahun peristiwa penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Sampai saat ini kasus tersebut belum terungkap. Pelaku dan aktor intelektual masih bebas berkeliaran.
Langkah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian membentuk tim gabungan khusus untuk menangani kasus Novel di awal Januari 2019 silam pun nyaris tidak terdengar perkembangan kinerjanya.
Tim yang dibentuk jelang debat pertama Pilpres 2019 yang mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme itu dinilai tidak sesuai dengan harapan sejumlah elemen masyarakat yang senantiasa mendesak Jokowi membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) sejak kasus Novel terjadi.
Belum ada hasil penyidikan yang diungkap oleh tim yang berisi perwakilan KPK, pakar, dan anggota Polri itu hingga saat ini.
01
02
03
04
05
Indeks Berita