PASIR PENGARAIAN (CAKAPLAH) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, lakukan pendataan terhadap petugas Ad hoc baik PPK, PPS dan KPPS yang sakit pasca pelaksanaan Pemilu 2019. Meski tengah melakukan pendataan Ketua KPU Rohul Elfendri memastikan tidak ada Petugas Ad Hoc baik KPPS, PPS dan PPK yang meninggal Dunia.

Ketua KPU Rohul Elfendri ST. M.eng mengatakan, pendataan terhadap petugas Ad Hock ini merupakan instruksi dari KPU Provinsi Riau, menyikapi adanya petugas Ad Hoc yang meninggal dunia saat menjalankan Tugas.

"Selain melakukan pendataan, kita juga sudah mengimbau seluruh PPK dan PPS yang melakukan Pleno Rekapitulasi  untuk mengefisienkan waktu dan mengontrol kesehatan masing-masing, sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan," imbaunya.

Salah satu cara mengefisienkan waktu, lanjut Elfendri seperti dengan membuat Rapat Pleno Rekapitulasi Suara tingkat kecamatan, dengan sistem Panel, sehingga pelaksanaan Pleno Rekapitulasi tersebut bisa cepat selesai dan petugas bisa bersitirahat. PPK juga disarankan tidak melakukan Pleno hingga subuh hari dengan catatan Proses pleno rekapitulasi pemilu tertentu harus tuntas.

"Dalam pleno sistem panel ini, satu kali pleno bisa 2 atau 3 desa, jadi PPK bisa cepat menyelesaikan pleno rekapitulasi suara 5 jenis pemilu secara maraton," ujarnya.

Sementara itu, Komisioner KPU Riau Nugroho Noto Susanto, mengakui, pendataan terhadap petugas Ad Hoc yang sakit di Kabupaten Kota di Riau, memang berasal dari KPU Riau. Tujuan pendataan tersebut sebagai bahan usulan insentif khusus ke KPU RI.

"Kita akan coba usulkan ke KPU RI agar ada semacam apresiasi khusus bagi mereka yang telah wafat dalam bertugas. Sampai saat ini, tidak ada alokasi anggaran khusus untuk kasus seperti ini." ucapnya

Dikatakan Nugie, saat ini dari data KPU Riau, ada satu orang petugas KPPS di Bengkalis yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat hendak pulang dari menjalankan tugas. Kemudian di Kota Pekanbaru ada seorang petugas Ad hoc yang mengalami stroke dan sedang dirawat.

Pemilu Serentak dengan 5 jenis pemilihan secara bersamaan, memang cukup menguras energi khususnya bagi KPPS dan PPS selaku penyelenggara di tingkat bawah. Apalagi, dalam Undang-undang,  Pemungutan dan Penghitungan suara di tingkat TPS   tidak boleh terputus dan hal inilah yang menyebabkan banyak pertugas adhoc yang kelelahan.

Pada Pemilihan Umum  Serentak Tahun 2019 ini saja  sudah banyak korban yang jatuh, diantaranya Sebanyak, 20 orang kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Jawa Barat dan Jawa timur, serta 10 Anggota Polri gugur saat menjalankan Tugas karena kelelahan. Tentunya harus ada evaluasi pada pelaksanaan pemilu 2019 ini sehingga pesta demokrasi 5 tahunan tidak sampai mengorbankan nyawa manusia.