JAKARTA (CAKAPLAH) - Sebanyak 8 desainer kenamaan Indonesia memamerkan hasil karyanya di Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia tahun 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (1/5/2019).
Yang membuat spesial, seluruh desain baju yang dipamerkan ini bahannya berasal dari Viscose Rayon yang dikolaborasikan dengan bahan lain.
Viscose-Rayon sendiri adalah produk unggulan dari Asia Pacific Rayon (APR) yang memiliki pabrik di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Nasional Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan ada 64 karya kolaborasi yang menggunakan viscose rayon APR dari 8 desainer yang dipamerkan dalam fashion show ini.
"Masing-masing desainer menampilkan ciri khasnya yang sejalan dengan trend forecasting 2019/2020 bertema Singularity. Konsep singularity tersebut memiliki subtema yang diaplikasikan dalam fashion show kali ini, yaitu Exuberent, Neo Medieval, dan Cortex," ujarnya.
Ia menjelaskan kedelapan desainer ini memiliki karakter yang berbeda-beda.
"Misalnya desain Audrey yang ciri khasnya Avant-garde atau desain yang bergaya kontemporer. Semuanya mengikuti fashion trend forecasting 2019/2020 dengan tujuan viscose ini bisa dipakai di semua lini fashion dan tetap mengikuti perkembangan tren," ujarnya.
Disampaikan Ali, awal mula diajak oleh APR untuk berkolaborasi, pihaknya sangat menyambut baik. Hal ini karena memang APR memiliki visi misi yang bagus ditambah ini adalah produksi dalam negeri.
"Selain itu, kualitas dari Viscose setelah jadi bahan itu memang sangat mendukung khususnya untuk busana muslim. Karena dingin. Seratnya itu selain finishingnya halus, memang jauh lebih dingin dibanding bahan lainnya. Walaupun sesama natural tapi viscose memang lebih dingin. Kelebihan lainnya untuk busana muslim yang banyak layering, untuk viscose itu di kulit itu sangat cocok," Cakapnya.
Untuk ketahanan, Ali juga mengatakan bahan Viscose ini juga cukup tahan. "Dan yang terpenting, Viscose ini bisa terurai. Beda dengan bahan lain yang tidak bisa terurai walau tertimbun di tanah. Kalau Viscose ini bisa terurai dia, karena kan memang dari bahan alami yaitu serat akasia," jelasnya.
Untuk tantangan membuat pakaian dengan bahan Viscose ini hampir tidak ada.
"Sama saja kok dengan bahan lain. Tergantung treatmennya saja bagaimana. Kita juga melakukan miks dengan bahan lain seperti linen, katun dan lainnya. Tapi itu kita lakukan untuk mendapatkan desain yang kita inginkan. Dan memang tidak terlalu banyak sih campurannya. Tetap viscose yang lebih dominan," jelasnya.
Disinggung mengenai apakah sudah banyak desainer yang sudah menggunakan bahan viscose, diakui Ali bahan ini memang sudah familiar, tapi sebelumnya bukanlah buatan Indonesia. Dan Viscose yang diproduksi APR ini adalah yang pertama kalinya diproduksi oleh asli Indonesia.
"Harapan saya APR terus mensuport desainer Indonesia dalam artian kita perlu kesinambungan untuk promosikan dan mengangkat desainer Indonesia baik untuk acara dalam negeri maupun luar negeri," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |