Pekanbaru (CAKAPLAH) - Setelah sebulan berpuasa, waktu Lebaran kerap dijadikan masyarakat untuk 'balas dendam'. Terlebih saat Idul Fitri tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat untuk menggelar silaturahmi dan open house.
Dalam kegiatan tersebut, biasanya dibarengi dengan jamuan makanan. Beraneka makanan dihidangkan, mulai dari cemilan, makanan berat, minuman manis, dan lainnya. Tidak jarang gangguan kesehatan pun muncul pasca menikmati santapan saat berlebaran tersebut.
Hal ini dibenarkan oleh Dokter Umum di Rumah Sakit Prof Dr Tabrani, dr Indah Prasetya Putri. Ia menyebutkan bahwa sejak hari lebaran, mayoritas keluhan pasien didominasi oleh gangguan lambung dan sistem pencernaan. "80 persen keluhan saat lebaran berkisar di pencernaan," ujarnya Sabtu (8/6/2019).
Menurut Indah, gangguan ini terjadi akibat pola makan yang buruk serta tidak terkenali. "Kalau Lebaran, banyak dari kita makan semua yang dihidangkan. Tidak memperhatikan kondisi tubuh dan pencernaan," katanya.
Indah menjelaskan bahwa memakan makanan tanpa ada kontrol merupakan pola hidup yang tidak baik. Terlebih selama Lebaran, banyak hidangan makanan yang memiliki kadar kalori, kolesterol, dan gula yang tinggi.
Dalam jangka pendek, makan makanan yang berlebihan akan mengganggu sistem pencernaan seperti sakit perut, kembung dan sebagainya. Namun dalam jangka panjang, bisa menyebabkan penyakit yang lebih kompleks.
Untuk itu, Indah menyarankan agar masyarakat tidak memakan seluruh hidangan yang disajikan karena akan memicu pada makan yang berlebihan. Selain itu, saat Lebaran juga disarankan untuk tetap aktif bergerak sehingga kalori tetap terbakar.
"Sebisa mungkin, hindari makanan yang berkadar gula tinggi, dan makan yang berlebihan," tutup Indah.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |