Ilustrasi/int
|
PANBARU (CAKAPLAH) - Selama Lebaran, tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan adanya gangguan kesehatan tensi, kolestrol, dan gula darah yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pola makan selama Lebaran cenderung tidak terkontrol.
Jika pada saat Ramadhan, pola makan lebih terjaga, Lebaran justru kebalikannya. Masyarakat banyak memakan makanan khas lebaran yang tinggi gula, kolestrol, dan garam.
Pola makan yang buruk ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan seperti diabetes, penyumbatan pembuluh darah, dan hipertensi jika dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.
Libur lebaran yang sudah usai, menjadi salah satu momen bagi masyarakat untuk kembali mengatur pola makan dan dietnya.
Salah seorang dokter di Eka Hospital, Muhammad Alfi Syahri, mengatakan bahwa kebiasaan makan secara teratur di Ramadan hendaknya juga dilakukan di luar Ramadan.
"Kita hendaknya mengatur pola makan sesuai kebutuhan tubuh. Jangan berlebihan," kata Alfi pada Senin (10/6/2019).
Alfi menjelaskan teratur di sini lebih kepada pengaturan asupan kalori yang konsumsi oleh masyarakat. Selama berpuasa, asupan kalori biasanya lebih terjaga dibandingkan jika tidak berpuasa. "Saat sahur dan berbuka makannya biasanya tidak berlebihan, makanya asupan kalori lebih terjaga," ujarnya.
Selain itu, pasca lebaran juga harus diimbangi dengan kegiatan fisik seperti olahraga yang teratur. Kegiatan olahraga dapat dilakukan dari yang ringan seperti jalan kaki, lari, bersepeda, dan sebagainya. "Saat puasa biasanya sulit untuk olahraga, usai lebaran ini bagusnya dimulai lagi olahraga yang teratur," jelas Alfi.
Dengan pola makan dan olahraga yang teratur, Alfi mengatakan gangguan kesehatan seperti yang di atas bisa dihindari. Tidak hanya untuk saat ini, tapi juga untuk kesehatan jangka panjang.
"Mencegah datangnya penyakit lebih baik dibandingkan mengobatinya," pungkas Alfi.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |