PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bersempena Milad ke-49 Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Senin (1/7/2019) malam LAM Riau mengadakan kegiatan Halal bi Halal di gedung Balai Adat Jalan Diponegoro. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, seperti Ketua DPH LAM Riau, Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Wakil Gubernur, Ketua DPRD Riau, Perwakilan Kantor Staf Kepresidenan dan Forkopimda Riau.
Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau, Syahril Abu Bakar, mengatakan bahwa kegiatan Halal bi Halal Milad ini merupakan kegiatan tahunan. Di kegiatan ini juga, dilakukan penyerahan penyerahan penghargaan "Ingatan Budi" kepada pihak yang berjasa dalam perkembangan Budaya Melayu, baik itu dari perseorangan maupun lembaga.
Dalam kesempatan itu, Syahril juga menyampaikan berbagai kegiatan dan pencapaian LAM Riau selama beberapa tahun terakhir. Pencapaian ini juga tidak lepas dari peran berbagai pihak untuk memajukan adat dan masyarakat Riau.
"Salah satu yang menjadi pencapaian yakni soal tanah ulayat. Di mana di daerah Sinama Nenek, tanah ulayat yang sempat bersengketa dengan perusahaan sudah dikembalikan ke masyarakat lewat dorongan LAM dan pihak lainnya," kata Syahril.
Selain itu juga ada beberapa perjuangan LAM Riau yang hingga kini masih berlangsung. Syahril mengatakan bahwa perjuangan yang saat ini masih diupayakan yakni Dana Bagi Hasil (DBH) kelapa sawit. "Saat ini banyak komoditas yang jadi andalan nasional, daerah penghasil mendapatkan DBH. Namun untuk sawit saat ini Riau belum dapat apa-apa dari sana," jelasnya.
"Termasuk juga pengelolaan Blok Rokan yang saat ini masih dibahas skema pelibatan perusahaan daerah di Riau," jelas Syahril.
Di kesempatan ini, LAM Riau juga memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam perkembangan budaya Melayu di Riau. Pihak tersebut yakni:
1. Datuk H. Djauzak Ahmad, merupakan salah seorang pendiri LAMR. Tokoh pendidikan ini sampai sekarang tetap aktif serta menunjukkan kepedulian terhadap lembaga ini dan kegiatan-kegiatannya.
2. Datuk H. Husnan Sekh, salah seorang pendiri LAMR, dan sampai sekarang tetap menunjukkan kepedulian terhadap lembaga ini dan kegiatan-kegiatannya.
3. Puan Iyeth Bustami (Sri Barat), penyanyi Indonesia terkemuka yang ekspresi-ekspresi artistiknya konsisten menjulangkan ke-Melayu-an diwakili oleh kerabatnya.
4. Datuk H. OK Nizami Jamil, juga salah seorang pendiri LAMR. Beliau dikenal sebagai seniman dan budayawan yang tunak sampai sekarang.
5. Radio Republik Indonesia (RRI) Pekanbaru, merupakan lembaga penyiaran milik negara yang sejak awal berdirinya di Riau tetap memberi ruang yang luas bagi aktivitas dan ekspresi-ekspresi budaya Melayu Riau.
6. Datin Hj. Roslaini Ismail Suko binti Djadin, tokoh yang tunak merangsang semangat kemajuan perempuan dalam bingkai budaya Melayu Riau yang kental.
7. Datuk Sudirman Agus, pendidik dan seniman yang giat mendokumentasikan warisan budaya Melayu di Kampar, baik warisan budaya benda maupun tak benda.
8. Datuk H. UU Hamidy, peneliti dan budayawan terkemuka Melayu yang perkhidmatannya sejak tahun 1970-an telah merangsang gairah ke-Melayu-an di lingkungan pendidikan tinggi.
9. Datuk H. Wasnury Marza, seniman tari terawal yang mengeksplorasi khasanah adat dan budaya masyarakat adat Talang Mamak (salah satu ‘Suku Asli’ di Riau) sebagai sumber karya tarinya.
Penulis | : | Abdul Latif |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |