PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau, Senin (29/7/2019) menyelenggarakan seminar dengan tema kawasan industri di sekitar Laut Cina Selatan.
Pada kesempatan itu, hadir beberapa pembicara yang membahas tentang peran Industrial Parts Network di kawasan lingkar tepi Laut Cina Selatan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memelihara stabilitas kawasan.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Dr Siswo Pramono menyampaikan berbagai hal terkait pentingnya kawasan industri dalam satu daerah untuk mengembangkan ekonomi. Termasuk di Riau sendiri yang juga berdekatan posisinya dengan Laut Cina Selatan.
"Kita mengadakan seminar ini untuk menggalang potensi di daerah di Indonesia. Termasuk di Riau yang memiliki potensi yang besar dengan sawitnya," kata Siswo.
Siswo menjelaskan bahwa di wilayah Asean, ada 1.600 kawasan industri, termasuk di sekitar Laut Cina Selatan. Ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mendukung kepentingan bersama.
Untuk di Riau sendiri, saat ini ada beberapa kawasan industri seperti Kawasan Industri Dumai, Kawasan Industri Tanjung Buton dan Kawasan Industri Kuala Enok.
"Daerah perlu memaksimalkan potensi berdekatan dengan kawasan internasional, seperti di Laut Cina Selatan. Terutama dengan kawasan industri lainnya," kata Siswo.
Kerjasama antarkawasan industri ini juga penting yang berbasis industrial park. Dengan adanya industri, hasil-hasil komoditas bahan baku ini dapat dikembangkan lewat industri. Lalu lewat kerjasama yang baik maka pemasaran akan lebih baik dan berpengaruh pada kepentingan bersama.
"Intinya kita ingin membangun awareness di daerah mengenai pentingnya kawasan industri untuk bisa bersaing secara global," tutupnya.
Dalam seminar ini juga, hadir ratusan peserta yang terdiri dari kalangan akademisi, praktisi dan juga mahasiswa.