Ilustrasi kereta. (REUTERS/Nyimas Laula)
|
(CAKAPLAH) - Seorang penumpang kereta asal China memicu amarah penumpang lain lantaran dirinya ketahuan membeli enam tiket kereta di Harbin, Provinsi Heilongjiang, China, untuk dia dan dua anaknya.
Peristiwa ini berawal ketika sebuah video beredar yang menunjukkan penumpang perempuan itu memberikan enam buah tiket kepada petugas sehingga membuatnya dianggap memonopoli tempat duduk kereta.
Dilansir dari AsiaOne, dalam video perempuan tersebut mengatakan bahwa ia tidak sempat membeli tiket kereta dengan kursi tidur, akibatnya ia harus membeli tiket untuk enam kursi berdekatan agar ia dan kedua anaknya memiliki cukup ruang untuk tidur.
Sejumlah penumpang lain memintanya untuk memberikan kursi tersebut, namun ibu dua anak itu menolak dan bersikeras bahwa ia tak melakukan kesalahan apapun.
Perdebatan pun muncul di kalangan sesama warganet yang melihat video tersebut. Ada yang mendukung, ada pula yang menentang tindakan perempuan itu.
"Penumpang ini telah membayar semua tiket dan menggunakan kursi-kursi itu untuk anaknya," ujar seorang warganet mendukung sang wanita.
"Ini merupakan haknya yang sah dan kepentingannya yang tak perlu dipertanyakan," ucapnya.
Sementara itu, warganet lainnya memprotes aksi penumpang perempuan itu dengan alasan, "Itu merupakan pemborosan sumber daya publik. Tiket tambahan yang ia beli seharusnya disediakan untuk penumpang lain yang sangat membutuhkan."
Menanggapi hal tersebut, seorang petugas dari China Railway Group mengatakan, "Tidak masalah seberapa banyak kartu identitas yang digunakan untuk membeli beberapa tiket, penumpang yang membawa sejumlah tiket bisa mengambil semua kursi meskipun pemilik tiket tersebut tidak melakukan perjalanan bersama."
"Ketika seorang penumpang membeli sebuah tiket, dia telah menandatangani kontrak terkait dengan pihak perusahaan kereta. Selama penumpang tidak mengembalikan atau menukar tiket, dia (penumpang) memiliki hak untuk mengizinkan penumpang lain menempati kursi tersebut," ujarnya.
Tak hanya itu, seorang pengacara dari Perusahaan Hukum Qinzhou di Shanghai, Yuan Zheng, mengatakan, "Tindakan penumpang tersebut tidak dapat dianggap sebagai memonopoli kursi (kereta)."
Ia kemudian berkata, "Namun, menurut persyaratan terkait nama asli pemilik tiket, pihak berwenang dari perusahaan kereta dapat menolak untuk menyediakan pelayanan kepada mereka (penumpang) yang tidak sesuai dengan informasi di tiket mereka."
Editor | : | Ali |
Sumber | : | Cnnindonesia.com |
Kategori | : | Internasional, Serba Serbi |