Kemacetan lalu lintas di Kota Pekanbaru belakangan terasa kian parah. Tak hanya di pusat kota seperti kawasan perkantoran pemerintahan dan bisnis kemacetan juga terjadi di kawasan pendidikan. Kesemrawutan lalu lintas mencapai puncaknya pada jam-jam sibuk yakni saat pagi dan sore hari.
Coba tengok di jalan Sultan Syarif Qasim-Hangtuah, Soetomo pada pagi hari sekitar pukul 6.30-7.30 WIB dan sore hari sekitar pukul 16.00 WIB kendaraan yang melintas nyaris tidak bergerak. Maklum di jalan tersebut terdapat sejumlah sekolah seperti SMAN 1 Pekanbaru, SMPN 1, SMPN 5, SMPN 14, SMP 4, SMP 10, Dinas Pemuda dan Olahraga Riau, yang jaraknya memang berdekatan.
Pada pagi hari kendaraan yang mengantar anak sekolah bercampur baur dengan kendaraan pegawai yang buru-buru ke kantor. Hal serupa juga terjadi pada sore hari.
Padahal untuk mengurai kemacetan di jalan Sultan Syarif Qasim tersebut Dinas Perhubungan telah menjadikan jalan tersebut menjadi satu arah namun ternyata hal itu belum cukup.
Kemacetan serupa juga terpantau di jalan Ronggo Warsito, Patimura dan Diponegoro ujung. Di kawasan ini juga terdapat beberapa sekolah seperti SMA Santa Maria, SMPN 13, SMAN 8, MAN II, Kampus Universitas Riau, Dinas Perikanan Riau, Dinas Peternakan Riau, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Sekolah Dasar dan akan beroperasinya kantor Polda Riau yang baru.
Lantas apa solusinya? Sebagaimana diketahui, kemacetan lalu lintas di Pekanbaru, termasuk di kawasan pendidikan, terjadi akibat beberapa faktor mulai dari kapasitas jalan yang tidak memadai hingga semakin banyaknya kendaraan pribadi dan masuk serta pulang nya sekolah dan perkantoran dalam waktu bersamaan
Sebenarnya Pemerintah Kota Pekanbaru telah memberikan solusi mengatasi persoalan ini dengan menyediakan Sistem Angkutan Umum Massa (SAUM) Trans Metro Pekanbaru. Masyarakat bisa memanfaatkan angkutan massal tersebut dan hal itu cukup diminati.
Namun demikian tetap banyak masyarakat yang lebih memilih moda transportasi pribadi untuk menunjang aktivitas sehari-harinya seperti ke kantor atau mengantar anak sekolah. Akibatnya lalu lintas yang macet tidak terelakkan.
Melihat kondisi hari ini memang pemerintah tidak bisa memaksa warganya menggunakan moda transportasi umum mengingat tidak semua daerah di Pekanbaru terlayani. Sehingga tidak mengherankan banyak warga memilih menggunakan mobil serta kendaraan roda dua untuk perjalanannya.
Jika demikian ada beberapa solusi yang bisa diambil jangka pendek seperti mengatur ulang jadwal masuk dan pulang sekolah yang tidak berbarengan dengan jam keberangkatan dan pulang sekolah dan para pegawai.
Cara ini diharapkan mengurangi kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu, seperti untuk Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak bisa dibuat masuknya jam 07.30 wib, untuk tingkat SLTP masuk pukul 06.30 wib dan SLTA masuk pukul 07.00 wib, begitu juga waktu pulangnya, menyesuaikan.
Disamping itu, keberadaan pedagang yang berjualan di depan sekolah turut memperparah kemacetan di sekitaran kawasan tersebut. Tak heran, hampir setiap hari kita melihat pemandangan kecelakaan kecil seperti pecah kaca spion akibat senggolan dan kadang membuat pengendara saling bersitegang.
Jika kondisi ini diatasi, tentu masyarakat bisa lebih nyaman dalam berkendara, sehingga kecelakaan bisa diminimalisir.
Namun untuk menerapkan hal tersebut tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Semua stakeholder harus bersinergi seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian melalui Satuan Lalu Lintasnya, Dinas Pendidikan, Sekolah.
Penulis | : | Zulkarnain, Warga Pekanbaru |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kota Pekanbaru, Cakap Rakyat |