Syahril Abubakar
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Jumat (9/9/2019) besok Provinsi Riau genap berusia 62 tahun. Usia yang terbilang sudah sangat dewasa dan matang.
Menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Syahril Abubakar, beberapa tahun terakhir merupakan masa transisi kepemimpinan di Riau, yang membuat daerah ini seolah tidak fokus pada tujuannya.
"Mulai dari berakhirnya pak Rusli Zainal ke Pak Annas Maamun, pak Andi Rachman, sampai pak Wan Thamrin Hasyim, ini kan masa transisi. Baik hukum dan politiknya. Peran pemerintah itu tak fokus," kata Syahril Abubakar, Kamis (8/8/2019).
Untuk itu, Syahril meminta agar ke depan lebih fokus, baik di Riau maupun di negara, cari peluang baru alternatif baru untuk Riau lebih baik.
"Besar harapan kita dengan gubernur yang baru, pak Syamsuar dan Edy Natar. Apalagi juga berbarengan dengan masa presiden baru. Kan berbarengan ini. Kalau bisa kita start lah, untuk bangkit dan berlari kencang," cakapnya lagi.
Ia menjelaskan, yang menjadi persoalan ke depan adalah Dana Bagi Hasil (DBH) menurun, ditambah dengan pengelolaan Blok Rokan, mau tidak mau akan berpengaruh pada pergeseran dan transisi PAD untuk Riau.
"Harus mencari peluang baru untuk PAD di Riau. Untuk anak kemenakan kita ke depan, harus fokus pada ekonomi masyarakat dan juga kesejahteraan," tukas Syahril.
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |