Mahfud MD
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Mahfud MD enggan menanggapi soal pernyataan Sekda Provinsi Papua, TEA Hery Dosinaen yang menyebut Papua adalah tanah kedua Israel.
Hal itu disampaikan Sekda Papua dalam video berdurasi 43 detik itu sempat viral. Bahkan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan kementerian terkait akan mendalami pernyataan Sekda Papua itu.
"Biar nanti dipelajari aparat, biar tidak tambah ramai," kata Mahfud MD usai menjadi narasumber Forum Diskusi Publik yang ditaja Kominfo, Selasa (20/8/2019) di Pekanbaru, Riau.
Menurut Mahfud persoalan tersebut sudah ditangani aparat. Karena itu dia menyarankan agar persoalan itu diselesaikan dengan baik.
"Sudah ada yang tangani, supaya diselesaikan dengan sebaik-baiknya penuh hikmat kebijaksanaan," ujarnya.
Dalam diskusi Mahfud juga sempat menjelaskan oleh peran BPIP bukan aparat penegak hukum. Tapi BPIP adalah sebuah badan yang merumuskan kebijakan dan mensosialisasikan tentang pelaksanaan Pancasila oleh Presiden.
"Kalau ditanya kok diam saja ada Papua (ricuh). Kan bagi-bagi tugas, kalau ke sana malah diusir oleh aparat, enggak boleh. Kan sudah ada pembagian tugasnya. Kadang orang salah kaprah, mengatakan kok BPIP diam saja ada Pancasila dilanggar di sana (Papua). Sama saja kita bertanya kok Kominfo diam saja, kan memang bukan tugasnya," terangnya.
"Jadi tugas BPIP membuat kebijakan dan mensosialisasikan, bukan mendatangi orang bakar gedung daerah (DPRD). (BPIP) sama dengan Kyai tugasnya bukan menangkap maling dan orang berzina," cakapnya.
Untuk diketahui, pernyataan Sekda Papua ini buntut aksi protesnya warga Manokwari yang atas insiden penyerangan dan pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, dan kejadian di Malang, Jawa Timur.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Nasional, Papua, Papua Barat |