M Sabaruddi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Muhammad Sabarudi kembali duduk sebagai anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2019-2024 mendatang. Ini merupakan periode ketiga politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menjadi anggota dewan.
Sebelumnya, Sabarudi pernah duduk di DPRD Pekanbaru periode 2004-2009 dan 2009-2014. Pada pemilu 2014 Sabarudi mencoba maju sebagai anggota DPRD Provinsi Riau dari daerah pemilihan Rokan Hulu namun tidak terpilih.
Dan pada periode 2019-2014 Sabarudi kembali maju ke DPRD Pekanbaru menggantikan Syahril, Caleg PKS yang meninggal dunia dan belum sempat dilantik.
Kandadat pimpinan DPRD Pekanbaru itu menyatakan siap melanjutkan perjuangan untuk kepentingan masyarakat. "Karena saya terpilih kembali, meskipun telat, tapi saya berjanji ke depan pada periode ini saya akan berjuang bersama-sama untuk kepentingan masyarakat," cakapnya, Rabu (28/8/2019).
Ya, saat menjadi anggota DPRD Pekanbaru sebelumnya Sabarudi dikenal lantang bersuara memperjuangkan suara rakyat. Salah satunya adalah menjadi inisiator ditutupnya lokalisasi Teleju.
Kepada CAKAPLAH.COM Sabarudi menceritakan saat wacana penutupan tempat prostitusi Teleju tersebut dirinya menjabat sebagai Ketua Komisi I DPRD Pekanbaru.
Teleju sendiri ditutup sekitar tahun 2009 - 2010, proses penutupannya sempat memakan waktu dua tahun karena ada pro dan kontra di tengah masyarakat. Ia mengaku sebagai inisiator penutupan Teleju saat itu sempat mendapatkan penolakan yang disampaikan beberapa masyarakat langsung kepada dirinya.
"Saat itu saya sebagai ketua Komisi I DPRD Kota Pekanbaru dari PKS, meskipun banyak perlawanan namun akhirnya rencana besar untuk penutupan akhirnya terwujud juga. Hal ini berangkat dari saya pernah dengar cerita dulu dengan warga. Mereka bilang kalau anak dan suaminya pulang lama itu, pikiran mereka langsung mengarah ke Teleju," cakapnya.
Politikus asal Rokan Hulu itu juga resah dengan imej Teleju yang lengket di ingatan para tamu. "Jika ada tamu datang ke Pekanbaru namun belum ke Teleju itu mereka dikatakan belum benar-benar sampai Pekanbaru. Nah, ini kan sangat luar biasa pengaruh negatifnya," papar Sabarudi sambil mengingat masa itu.
Sabarudi menjelaskan, bahwa saat itu, pihaknya bersama Pemko Pekanbaru terus ada tarik ulur rencana penutupan Teleju, dan hasilnya ada dua pilihan yang diberikan kepada penghuni Teleju. Dua pilihan saat itu adalah bagi yang berasal dari luar Pekanbaru dikembalikan ke daerah asal, atau jika tetap ingin tinggal di tempat tersebut akan diberikan keterampilan oleh Pemko Pekanbaru.
"Hasilnya saya tidak tahu karena usai penutupan saya tidak di komisi I lagi, namun yang jelas Pemko menjalankan dua pilihan itu," cakapnya lagi.
Setelah lokalisasi itu tutup kejahatan dan kekhawatiran yang sebelumnya dirasakan masyarakat langsung hilang, bahkan di kawasan Teleju sendiri langsung dibangun Rumah Susun Sewa (Rusunawa).
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kota Pekanbaru |