Kabut asap.menyelimuti kota Pekanbaru.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sudah beberapa hari ini Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap. Senin (9/9/2019) pagi kabut asap di Pekanbaru semakin parah. Bau asap akibat kebakaran sangat terasa menusuk hidung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui website resminya bmkg.go.id merilis data bahwa kualitas udara di Kota Pekanbaru pada Senin (9/9/2019) dalam kategori 'Tidak Sehat', bahkan sudah mendekati level sangat tidak sehat.
Pada pukul 07.00 WIB dilihat dari parameter PM10, kualitas udara Pekanbaru pada angka 232.50 ugram/m3. Ini menandakan bahwa kualitas udara di Kota Pekanbaru saat ini dalam kategori tidak sehat.
Analisa BMKG, Bibin, saat dihubungi membenarkan, kualitas udara di Pekanbaru tidak sehat, mencapai 238 dan menuju tidak sehat. Dari pagi hingga pukul 08.00 WIB masih tidak sehat.
“Ya tidak sehat, pagi ini militan udara tidak sehat. Sebaran asap itu dari Riau dan sebagian Jambi, tapi yang banyak pagi ini dari Inhil dan Pelalawan,” jelasnya.
Untuk jarak pandang wilayah Pekanbaru juga semakin parah. Dimana jarak pandang 1,5 kilometer. Namun jarak pandang 1,5 Km ini belum mengganggu penerbangan.
“Jarak pandang di Bandara SSK II 1,5 km, di Dumai 2 km, Rengat 2 km. Jarak pandang ini belum mengganggu penerbangan,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, asap tebal yang menyelimuti wilayah Riau, tidak hanya akibat Karhutla di wilayah Riau. Namun juga dari kiriman Provinsi tetangga Jambi dan Sumatra Selatan.
“Asap ini tidak hanya akibat Karhutla di Riau, tapi juga dari Jambi dan Palembang. Arah angin yang menuju Riau, menyebabkan asap semakin tebal, Karhutla di Jambi dan Sumsel juga banyak,” ujar Edwar Sanger.
Penulis | : | Ck1 |
Editor | : | Hadi |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau |