Masyarakat Riau menggelar Salat Istiska di halaman kantor gubernur Riau. (Foto: Bintang).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sikap Gubernur Riau Syamsuar yang lebih mengutamakan berangkat ke Thailand ketimbang ikut melaksanakan Salat Istiska bersama warga Riau, dinilai kurang bijak.
Sebagai Dansatgas Karhutla, Syamsuar harusnya aktif dalam semua upaya penanganan pemadaman Karhutla, termasuk Salat Istiska yang bertujuan meminta hujan agar Karhutla segera padam.
"Seharusnya gubernur bijaksana, tak meninggalkan Riau, karena kondisi udara tidak sehat akibat Karhutla yang masih marak. Ini malah memilih pergi ke Thailand dalam stuasi seperti ini, tentu ini sangat disayangkan," ujar pengamat kebijakan publik Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Dr Adil Haris, CAKAPLAH.com, Rabu (11/9/2019).
Baik sebagai Dansatgas dan gubernur, Syamsuar seharusnya menunjukan keseriusan dalam penanganan Karhutla di Riau. "Apakah dia (Syamsuar) menunggu masyarakat ini sakit semua terserang ISPA baru memperhatikan. Ini sangat tidak wajar," ujarnya.
Sekalipun diundang ke Thailand, lanjut Aidil, Syamsuar harusnya tidak pergi ke luar negeri. Karena ada tugas yang lebih penting di daerah yang dipimpinnya.
"Kalau undangan yang sifatnya seremonial tinggalkan atau diwakilkan saja lah. Kan tak mesti gubernur yang hadir. Apalagi dalam kondisi saat ini masyarakat sangat membutuhkan perhatian kepala daerah," tegasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |