Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru diselimuti kabut asap (dok).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kabut asap di Kota Pekanbaru semakin pekat, Ahad (22/9/2019). Kondisi ini tak hanya mengancam kesehatan warga, tapi juga membuat jarak pandang menurun drastis.
Berdasarkan data BMKG, hari ini jarak pandang di Kota Bertuah hanya 500 meter saja. Hal ini membuat penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru terganggu.
Sebanyak 3 pesawat tidak bisa mendarat tepat waktu karena jarak pandang yang masih terbatas. Hingga saat ini 3 pesawat tersebut masih mutar-mutar di langit Pekanbaru.
"Hingga saat ini ada 3 pesawat yang masih holding. Pesawat itu adalah Citilink dan Batik Air dari Jakarta. Kemudian Malindo Air dari Subang ke Pekanbaru juga masih holding," ujar Officer in Charge Bandara SSK II Pekanbaru, Benni Netra, Ahad (22/9/2019).
Ia mengatakan, seharusnya pesawat Batik Air sudah mendarat di Pekanbaru pukul 07.35 WIB, Citilink pukul 08.15 WIB dan Malindo Air pukul 08.30 WIB.
"Saat ini masih mutar menunggu jarak aman untuk mendarat," jelasnya.
Dikatakan Benni lagi, 1 penerbangan Lion Air dari Jogja ke PKU masih menunggu untuk mendarat juga. "Kalau jadwal mendarat pukul 09.00 WIB. Masih menunggu," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, selain Pekanbaru, beberapa daerah lain di Riau juga diselimuti kabut asap. Seperti Pelalawan, Inhu dan Dumai.
"Jarak pandang di Pelalawan hanya 300 meter saja, kemudian Inhu sama dengan Pekanbaru yakni 500 meter. Sementara Dumai sedikit lebih baik yakni 1 kilometer," jelas Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami, Ahad (22/9/2019).
Dikatakan Sanya lagi, untuk kualitas udara di Kota Pekanbaru pagi ini juga berbahaya.
"Untuk data PM10 bisa kami sampaikan bahwa berada di angka 492 ugram/m3. Ini artinya udara berbahaya. Angka diatas 350 diartikan udara dalam kondisi berbahaya," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Lingkungan, Riau |