AFP/VINA RUMBEWAS
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Konflik di Wamena, Ibu Kota Jayawijaya, sudah seharusnya mendapat perhatian dari seluruh pemangku kepentingan. Sebanyak 8.617 warga mengungsi, sebagian sudah diterbangkan ke Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Para pengungsi kini butuh bantuan sekadar untuk bertahan hidup. Sebagian lagi ingin tinggalkan Wamena karena takut dan trauma akibat kerusuhan pada Senin (23/9/2019) lalu.
Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Lukman Azis Kurniawan, menilai krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena sudah masuk ke level memprihatinkan. Mereka butuh perhatian khususnya dari pemerintah.
Menurut dia, peristiwa yang terjadi di daerah tersebut menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Kendaraan dan gedung dibakar. Akibatnya, puluhan orang luka-luka.
Dari data ACT, sekitar 5.000 warga diungsikan ke tempat yang lebih aman dan 32 orang meregang nyawa akibat konflik antarkelompok tersebut. Dia mengatakan, ACT turut prihatin atas tragedi kemanusiaan tersebut.
"Menyikapi dampak dari krisis kemanusiaan tersebut, ACT segera bergerak membantu saudara sebangsa yang kini tengah mengungsi di tengah ancaman krisis," kata Aziz.
Bahkan Aziz mengaku akan terbang ke Papua malam ini untuk memberikan bantuan kepada korban. Namun, dia tidak menyebutkan secara detail bantuan yang dibawa ke sana.
Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas situasi terkini di Wamena. Kondisi di sana sudah mengarah kepada tragedi kemanusiaan.
“Atas nama kemanusiaan, menyampaikan duka yang amat mendalam atas jatuhnya banyak korban jiwa, banyaknya warga yang menjadi pengungsi, binasanya harta benda milik warga, hancurnya sejumlah bangunan, serta banyaknya warga yang memilih eksedus ke luar Papua,” kata Ahyudin.
Berdasarkan data ACT, warga yang mengungsi dari pusat kerusuhan mengalami trauma. Korban trauma dan ketakutan mayoritas dialami kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia.
Mayoritas pengungsi berada di Jayapura. Bahkan, warga merelakan harta benda demi menyelamatkan nyawa menuju posko pengungsian yang aman. Bahkan, banyak warga yang berdesak-desakan mengantre tiket pesawat Hercules untuk bertemu sanak keluarga di luar Wamena.
Ahyudin lalu meminta semua elemen bangsa untuk mengambil peran solidaritas kemanusiaan bagi para korban. Gerakan solidaritas ini sebagai bentuk kepedulian dengan mengedepankan semangat persatuan, persaudaraan, perdamaian, dan kedermawanan.
"Tim relawan sudah hadir di lokasi, selanjutnya akan digerakkan pengiriman bantuan, baik logistik, kesehatan dan lain-lain kepada para pengungsi. Mari, bantu mereka yang semakin sulit hidupnya akibat konflik kemanusiaan," pungkas Ahyudin.