Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Riau Periode Agustus 2019 dan Perkembangan Fiskal Regional Provinsi Riau Semester I 2019, Kamis (10/10/2019).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Bank Indonesia mencatat pada triwulan II 2019, perekonomian Riau tumbuh melambat sebesar 2,80% (yoy) dibanding triwulan I yang mencapai 2,87% (yoy).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Riau, Teguh Setiadi pada acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Riau Periode Agustus 2019 dan Perkembangan Fiskal Regional Provinsi Riau Semester I 2019, Kamis (10/10/2019).
Teguh menyebutkan bahwa perlambatan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga tumbuh melambat. Yaitu dari 5,07% (yoy) pada triwulan I menjadi 5,05% (yoy) pada triwulan II.
"Tapi sebaliknya, pertumbuhan ekonomi Sumatera malah tercatat meningkat dari 4,55% (yoy) pada triwulan I menjadi 4,62% (yoy) pada triwulan II 2019," ujar Teguh.
Dijelaskannya, perlambatan ekonomi Riau dari sisi penggunaan bersumber dari konsumsi pemerintah.
"Hal tersebut didorong oleh meredanya intensitas pengeluaran belanja Pemilu yang telah terlaksana pada awal triwulan II 2019, serta menurunnya total APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Riau tahun 2019 sekitar 2,3% dibandingkan APBD tahun 2018," jelasnya.
Lanjut teguh, perlambatan dari sisi lapangan usaha bersumber dari industri pengolahan, konstruksi, dan kontraksi pertambangan.
"Melambatnya pertumbuhan industri pengolahan dipengaruhi berlalunya aktivitas Pemilu. Pada triwulan I 2019, aktivitas Pemilu cukup signifikan mendorong permintaan produksi kertas, pencetakan, dan makanan minuman," ucapnya.
"Sementara itu, melambatnya kinerja konstruksi dipengaruhi oleh berkurangnya intensitas konstruksi akibat banyaknya hari libur, dan telah berlalunya carry over penyelesaian 3 (tiga) infrastruktur strategis di Riau yaitu Jembatan Siak IV, Flyover SKA, dan Flyover Arengka," pungkasnya.