Petani Menjerit Kekeringan Gara-gara Bendungan Perusahaan BKM, Kadis PU Siak Berang
|
SIAK (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Ruang dan Pemukiman (Tarukim) Kabupaten Siak, Irving Kahar, meradang saat mengetahui suplesi air untuk pertanian petani di Kecamatan Bunga Raya, kabupaten Siak, Riau, di bangun bendungan oleh Perusahaan Balai Kayang Mandiri (BKM).
Padahal kanal untuk suplesi pengairan dibangun menggunakan dana APBN untuk kepentingan masyarakat Siak, khususnya di persawahan. Tapi malah dipakai untuk kepentingan perusahaan.
"Yang bangun kanal Pemerintah Daerah melalui dana APBN dan APBD, kok malah di bendung secara permanen, tambah lagi petani menjerit kekeringan. Kita minta bendungan itu dibongkar segera," cakap Kadis PU Tarukim Siak, Irving Kahar, Selasa (15/10/2019).
Jika tidak segera dibongkar, lanjut Irving, pihaknya akan menurunkan alat berat ke lokasi untuk membongkarnya. Jangan karna alasan mengatasi Karhutla tapi petani di Siak malah kelaparan karena tidak bisa bercocok tanam.
"Pakai hati lah perusahaan, dan minta izin dong ke PU Siak. Karena kanal itu yang buat pemerintah daerah. Jangan karena kepentingan sepihak saja main bendung-bendung," ketus Irving di dalam forum pertemuan dengan masyarakat Kecamatan Bunga Raya dan di hadapan Perusahaan BKM dan TKWL.
Sementara itu, Humas Perusahaan Balai Kayang Mandiri (BKM), Yustinus berjanji akan membongkar bendungan yang dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja itu.
"Kita akan bongkar bendungan tersebut. Dan tadi juga sudah dibuat kesepakatan dengan pihak Pemerintah Daerah, DLH, dari KLHK, bahkan hadir juga perwakilan Badan Restorasi Gambut. Kita komit mendukung pemerintah daerah," klaim Humas BKM saat ditemui setelah pertemuan dengan masyarakat Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau.
Untuk diketahui, seluas 3.314 hektare lahan pertanian dan persawahan milik petani di Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau terancam batal tanam dikarenakan lahan tersebut kesulitan mendapatkan air.
Penyebab terjadinya kekeringan tersebut akibat bendungan yang dibangun oleh PT BKM sehingga suplesi air tidak sampai ke persawahan.
"Sumber air dari atas dibendung PT BKM bagaimana mau ada air ke sawah. Padahal kami sudah kekeringan begini, bagaimana kami mau bertani. Apalagi Blok dan sekat kanal yang dibuat BRG itu malah ntah apa-apa lagi, malah membuat kami semakin kekeringan," cakap Warsidi (41) saat pertemuan.
Sementara itu, pihak Badan Restorasi Gambut (BRG) yang saat itu hadir terus menghindar dan tiba-tiba pergi begitu saja saat hendak dikonfirmasi.
Penulis | : | Alfath |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Siak |