Pelatihan menyablon yang diselenggarakan Disparpora Kepulauan Meranti
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Pasca mengikuti pelatihan sablon, peserta akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Mereka ingin menggunakan komputer di kantor desa untuk proses design sebelum melakukan penyablonan.
Pelatihan sablon digelar di Selatpanjang oleh Disparpora Kepulauan Meranti. Kegiatan itu diberi nama pelatihan ekonomi kreatif bagi masyarakat pengelola destinasi wisata. Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari puluhan peserta.
Sebagaimana diakui salah seorang peserta, M Deni, ketika berbincang-bincang dengan CAKAPLAH.com. Kata pemuda asal Desa Alai ini, dari banyak pelatihan yang pernah diikuti, dan dirasakan paling tepat jika tujuannya untuk meningkatkan ekonomi kreatif adalah pelatihan sablon ini.
"Sangat bermanfaat. Sebab bisa langsung dieksekusi selepas pelatihan ini. Peserta juga diberikan alat dan bahan dasar untuk menyablon," kata Deni.
Deni berharap kedepan ada lagi pelatihan serupa. Agar banyak pemuda berkesempatan menimba ilmu demi menggalakkan pertumbuhan ekonomi kreatif di semua daerah.
"Untuk mempercepat, pasca pelatihan harus didukung oleh pemerintah desa dan kecamatan supaya hal ini bisa dikembangkan menjadi unit usaha di BUMDes daerah masing-masing," kata Deni.
Khusus di Desa Alai, Deni beserta dua temannya yang sempat ikut pelatihan sablon, Mirwan dan Jarot, akan berkoordinasi dengan pihak desa. Mereka meminta izin untuk memanfaatkan komputer yang ada di kantor desa guna menunjang aktivitas penyablonan.
"Pokoknya harus ada aksi setelah pelatihan ini. Kita manfaatkan komputer kantor desa nantinya," ujar Deni.
Sebelumnya, Kabid Ekonomi Kreatif Disparpora, Mulyadi, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, sebagian besar peserta pelatihan sangat antusias mengikuti materi yang diberikan narasumber. Peserta pun tak segan bertanya akan hal-hal yang masih belum dipahami.
"Alhamdulillah respon peserta sangat bagus. Mereka begitu antusias mengikuti pelatihan menyablon ini," ungkap Mulyadi.
Usai mengikuti pelatihan, 30 orang peserta yang berasal dari 9 kecamatan se-Kepulauan Meranti diberi peralatan dasar untuk usaha sablon. Diharapkan para pemuda yang sudah mempunyai ilmu dasar penyablonan bisa mengembangkan kreativitas sesuai potensi wisata yang dimiliki di masing-masing daerah. Dengan begitu, target untuk mengembangkan ekonomi kreatif bagi masyarakat pengelola destinasi wisata bisa cepat terwujud.
"Menyablon dibutuhkan kreativitas. Mereka sudah ada ilmu, tinggal dikembangkan saja. Kita harap kedepannya setiap destinasi wisata di Meranti ada souvenir yang dibuat peserta," harap Mulyadi.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Kabupaten Kepulauan Meranti |