Violetta Hasan Noor
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus perundungan (bullying) di salah satu SMP di Pekanbaru menggemparkan dunia pendidikan. Bagaimana tidak, kasus tersebut menyebabkan satu siswa harus mendapat perawatan di rumah sakit dan peristiwa itu terjadi di dalam kelas saat sang guru masih berada di lokasi.
Lantas kenapa bullying masin terjadi di lingkungan sekolah? Psikolog anak, Violetta Hasan Noor menilai bahwa anak-anak yang suka melakukan Bullying atau Perundungan disebabkan oleh lingkungan tempat tinggal ataupun media sosial. Karena menurut Violeta, anak-anak yang merupakan pelaku bullying adalah anak-anak yang belajar dari apa yang dilihat serta didengar.
"Anak itu dari kecil belajar dari apa yang dilihat dan apa yang didengar dari lingkungan di sekitarnya. Kalau misalnya orangtua tidak mengajarkan tentang empati dan juga melihat orang tua kasar dengan orang lain dan keluarga anak akan lebih cenderung meniru," cakapnya, Selasa (12/11/2019).
Selain itu, menurut wanita berparas ayu ini, media sosial juga turut andil dalam pembentukan karakter anak pada saat ini. "Film dan sinetron juga berakibat mempengaruhi pola berpikir dan sikap anak," ujarnya.
Selain dampak dari lingkungan dan pergaulan, menurut Violeta para pelaku bullying sendiri juga merupakan korban yang juga pernah mengalami ataupun pernah melihat kekerasan.
"Artinya kalau saya sarankan sebagai psikolog, kita jangan melihat dari si korban namun juga pada pelaku juga harus mendapatkan perhatian agar sifatnya berubah dan tidak melakukan pembulian lagi," cakapnya kembali.
Lebih jauh diantara lingkungan dan media sosial, Violeta bercakap akar permasalahan terjadinya bullying adalah pada lingkungan di sekitar tempat pelaku bullying dibesarkan.
Violeta juga mengungkapkan bahwa prilaku bullying banyak terjadi di sekolah. "Sekolah merupakan tempat pelampiasan karena di sekolah adalah tempatnya bersosialisasi," Cakapnya mengakhiri.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi |