Wasor TB Kabupaten Bengkalis Dewi Eka Handayani menerima plakat penghargaan sebagai daerah yang berhasil mencegah dan mengobati TBC
|
BENGKALIS (CAKAPLAH) - Kabupaten Bengkalis dinilai sebagai daerah dengan keberhasilan tertinggi pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru 2018 di Provinsi Riau.
Hasil tersebut setelah Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau melaksanakan pertemuan monitoring dan evalauasi pencegahan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis (TB) 2018 pada 18-20 November 2019 di Pekanbaru.
Pada tahun 2018 yang lalu, jumlah suspect penderita TB di Kabupaten Bengkalis sebanyak 3.498 orang, jumlah penderita dengan hasil pemeriksaan sputum (dahak) positif (BTA+) sebanyak 382 penderita, BTA negatif, tetapi hasil rontgen positif sebanyak 106 penderita, penderita TB ekstra paru sebanyak 22 orang, penderita TB anak sebanyak 73 orang, penderita TB kambuh sebanyak 16 orang. Jumlah total penderita TB paru pada tahun 2018 sebanyak 572 orang. Sedangkan kasus baru TB paru yang ditemukan 2018 tersebut sebanyak 394 penderita.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendallian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bengkalis, Alwizar, S.K.M Rabu (19/11/2019). Dijelaskan Alwizar, dari jumlah kasus baru tersebut, penderita yang meninggal sebanyak 14 orang (3,6%), pengobatan gagal sebanyak 7 orang (1,78%), putus berobat sebanyak 20 orang (5,1%), dan yang pindah sebanyak 24 orang (6,1%), sehingga jumlah total devaluasi penderita TB paru 2018 adalah sebanyak 327 penderita (83%).
"Maka angka keberhasilan untuk Kabupaten Bengkalis pada 2018 tersebut adalah jumlah penderita yang sembuh ditambah jumlah penderita yang pemperoleh pengobatan lengkap dibagi jumlah penderita baru yang ditemukan diperoleh angka keberhasilan pengobatan (succes rate) sebesar 66,2 % dan merupakan tertinggi di Provinsi Riau," terangnya.
Selanjutnya Alwizar juga berharap, jika ada anggota keluarga baik dewasa maupun anak-anak yang menderita batuk berdahak lebih dari 15 hari agar segera memeriksakan sputum (dahak) ke puskesmas. Karena, jika penderita TB positif dan tidak segera diobati akan menularkan kepada seluruh kontak serumah dan kontak bermainnya. Kemudian bagi penderita TB positif yang telah diberikan obat oleh puskesmas agar rutin meminum obatnya dan tidak boleh terputus. Dan kepada keluarga untuk menjadi pengawal minum obat (PMO) bagi pasien di rumahnya masing-masing.
"Dari data di atas, angka pengobatan gagal sebesar 1,78%, adalah disebabkan oleh tidak patuhnya penderita minum obat di rumah. Kemudian ada lagi yang putus berobat (5,1%) karena enggan mengambil obatnya di puskesmas. Perlu diketahui, bahwa bagi penderita penyakit TBC ini, obatnya disediakan oleh pemerintah dalam bentuk obat program dan bersifat gratis," pungkasnya.
Penulis | : | Agus Setiawan |
Editor | : | Susanti |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Bengkalis |