MERANTI (CAKAPLAH) - Mahasiswa Queensland University Australia datang ke Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, Riau. Mereka ingin mempelajari tentang kebakaran hutan serta cara penanganannya.
Menurut Mega Mardita MSi, Queensland University Australia ini bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI), salah satunya di bidang lingkungan. QU Australia mengirim belasan mahasiswanya ke Indonesia untuk mempelajari langsung tentang Karhutla yang sering terjadi di Indonesia, terutama di daerah bergambut.
"Bersama mahasiswa ini, kami sudah ke BRG. Oleh BRG, kami diarahkan agar langsung turun ke Riau, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti karena di sini banyak gambut," sebut Mega yang mewakili UI.
Kata Mega lagi, menurut pemaparan BRG, mereka (BRG-red) mempunyai program dalam hal meminimalisir Karhutla yaitu Kanal Blocking (Sekat Kanal). Program ini dianggap cukup berhasil karena mampu menjaga ketinggian air di parit sehingga air tersebut bisa membasahi permukaan tanah gambut.
"Kata BRG, kalau mau belajar gambut belajarlah di Mekong, Lalangtanjung, dan Kundur. Makanya kami sampai di sini," aku Mega.
Selama tiga hari di Desa Mekong, 7 orang mahasiswa QU Australia ini dibawa langsung ke lokasi yang dibangun sekat kanal. Mahasiswa ini juga meninjau langsung lahan-lahan bergambut serta lokasi abrasi di desa yang terletak depan Selat Melaka ini.
Kepala Desa Mekong, A Rahman S mengucapkan terimakasih kepada semua pihak (Pemda dan Kepolisian) yang telah menfasilitasi sehingga mahasiswa Queensland sampai ke Desa Mekong. Kepada Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Taufiq Lukman, A Rahman juga menyampaikan terimakasih atas bantuan personil untuk menjaga keamanan mahasiswa luar negeri ini selama di Desa Mekong.
"Terkhusus kami sampaikan ucapan terimakasih kepada Pak Bupati dan Pak Kapolres," kata A Rahman S.
A Rahman berharap, apa yang disaksikan mahasiswa QU Australia dan perwakilan pihak UI saat turun langsung di Desa Mekong, bisa diceritakan ke pihak-pihak terkait, terutama BRG. Supaya, kedepannya akan ada banyak program yang dibawa ke desa-desa di Meranti dalam hal menangani persoalan kebakaran hutan dan lahan.
"Kita harap, ada dampak positif dari turunnya pihak UI dan mahasiswa Australia ini. Kita sudah bawa mereka ke lokasi gambut yang rawan terbakar, ke lokasi pembangunan sekat kanal, dan lokasi abrasi. Semoga pihak-pihak terkait di pusat akan datang dan membawa program di sini," harap A Rahman S.
Sekitar 14 orang mahasiswa Queensland dan 2 perwakilan UI telah pulang dari Selatpanjang menuju Pekanbaru, Kamis (28/11/2019) siang. Rencananya mereka akan melanjutkan perjalanan ke Medan, kemudian baru kembali ke Jakarta.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Lingkungan, Kabupaten Kepulauan Meranti |