Ilustrasi
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Pendapatan dari sektor pajak sarang burung di kabupaten Kepulauan Meranti terbesar se-Provinsi Riau. Bahkan, kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang memiliki lebih banyak sarang burung walet, pendapatannya masih di bawah Kepulauan Meranti.
Itu diakui Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kabupaten Kepulauan Meranti, Ery Suhairi SSos, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/12/2019).
"Untuk di Provinsi Riau, pendapatan dari sektor pajak sarang burung walet, kita yang paling besar dibandingkan daerah lain," cakap Ery.
Disampaikan Ery lagi, jika dibandingkan dengan Kabupaten Inhil, jumlah sarang burung walet di Kabupaten Kepulauan Meranti masih sedikit. Namun, untuk pendapatan, lebih besar di Kota Sagu dibandingkan negeri seribu parit itu.
"Lebih banyak sarang burung walet di Kabupaten Inhil, tapi kalau pendapatan kita yang paling besar. Mereka akan belajar ke sini, seperti apa pengelolaan pajak sektor sarang burung walet di Meranti," ujar Ery.
Ditambahkan Kabid PAD BPPRD, Agib Subardi, hingga saat ini di Kabupaten Kepulauan Meranti ada sekitar 400-an unit sarang burung walet yang tersebar di 9 kecamatan. Dari keseluruhan itu, hanya sekiar 300-an sarang yang berpotensi atau menghasilkan.
Untuk memaksimalkan pendapatan sektor pajak sarang burung walet ini, tambah Agib, mereka gencar melakukan pendataan, dimanapun bangunan walet dibangun. Jika sudah ketemu, maka akan dicari pemiliknya atau wajib pajak.
"Kita berkoordinasi dengan UPT dalam hal pendataan, kita kejar WP nya," kata Agib.
Diakuinya, upaya pendataan dan pencarian pemilik sarang burung walet ini sangat efektif, terbukti dengan meningkatkatnya realisasi pendapatan pajak sarang burung walet tahun 2019.
"Target pajak sarang burung walet tahun 2019 hanya Rp500 juta, tapi kami optimis sampai akhir tahun ini mencapai angka Rp700 juta," ujar Agib.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Lingkungan, Kabupaten Kepulauan Meranti |