PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Riau (UR) berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Pekanbaru, Kamis (12/12/2019) sore.
Puluhan massa tersebut juga mencoba menerobos kawat berduri yang sudah sedari awal dipasang oleh polisi. Puluhan mahasiswa tersebut mencoba mendorong, menginjak serta menggoyang-goyangkan kawat berduri tersebut.
Salah seorang orator massa menyebutkan bahwa hari ini masih banyak pelayanan BPJS dan Rumah Sakit bermitra yang belum optimal pelayanannya.
"UUD pasal 28 ayat 1 berbunyi setiap warga negara berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, tetapi itu belun dirasakan masyarakat yang dibawah garis kemiskinan," Cakapnya.
Ia juga menyebutkan pendataan BPJS belum sepenuhnya mengarah ke masyarakat miskin, padahal masyarakat miskin sendiri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari hari.
Dia juga meminta agar wakil rakyat yang berada di dalam kantor DPRD Provinsi Riau untuk segera turun menemui masa aksi terkait iuran kenaikan BPJS
"Jangan sampai wakil kami yang ada di sini malah satu suara dengan pemerintahan terkait kebijakan yang sangat merugikan masyarakat Indonesia," katanya.
Lanjutnya, Kehadiran BEM Unri untuk menyatakan aspirasi suara rakyat terkait iuran yang sangat merugikan masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Riau yang dibawah garis kemiskinan.
"Apakah tidak ada kepedulian wakil kami yang kami pilih untuk menemui kami, kita akan sepakat untuk masuk ke dalam, segera temui kami. Sungguh malu kami datang ke rumah sendiri tetapi disambut dengan kawat berduri," tukasnya.
Sampai berita ini diturunkan, puluhan massa tersebut masih bertahan di depan gedung DPRD Riau dan terus menyampaikan aspirasinya. Pantauan CAKAPLAH.COM dilapangan belum ada satupun anggota DPRD yang menemui massa.