Duka Keluarga Brigadir Hendra, Masdelina: Dia Pahlawan
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Air mata Masdelina Br Mute tak henti-hentinya mengalir. Dia tak menyangka putra kebanggaannya, Brigadir Hendra Saut Parulian Sibarani, sudah pergi selamanya menghadap Sang Pencipta.
Keperihan tak hanya dirasakan Masdelina tapi juga suaminya, Lasto Sibarani. Meski berusaha tegar menerima pelayat yang berkunjung ke rumahnya, tetap saja air mata kedua orang tua Brigadir Hendra mengalir.
Sejak dua hari ini, rumah orang tua Brigadir Hendra di Jalan Among, Gang Sawit, Kelurahan Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, selalu dipenuhi pelayat. Tidak ada yang menyangka pria ceria ini telah tiada.
Brigadir Hendra gugur dalam menjalankan tugas di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Rabu (19/12/2019) siang. Almarhum menderita luka parah karena dikeroyok sekelompok warga.
Kenangan indah Brigadir Hendra selama hidupnya selalu dikenang Masdelina. "Sehari-hari orangnya baik. Kalau di sini (rumah) rasanya hati saya adem menengok dia itu. Dia terus menghibur saya," kata Masdelina, Kamis (19/12/2019).
Sesekali Masdelina menyeka air matanya dengan ulos yang dikerjakannya. Dia berusaha menarik napas dalam tapi kenangan terhadap Brigadir Hendra selalu melintas di kepalanya.
Keinginan Brigadir Hendra untuk menjadi seorang polisi sangat besar. Setamat dari SMK, pria kelahiran Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 33 tahun silam ini mendaftar masuk kepolisian.
"Sebelum tahu saya, daftar sendiri (ke kepolisian) lolos sampai psiko. Saya pikir hebat anak saya ini tanpa dukungan saya, dia bisa. Saya akhirnya dukung," isak Masdelina yang juga didampingi kakak dan adik Brigadir Hendra.
Masdelina mengaku sempat tak yakin kalau anaknya akan lolos Polri. Apalagi kondisi keluarga mereka yang serba kekurangan.
"Ku bilang padanya, tengoklah keadaan kita Hen, tak mungkin kamu lolos jadi polisi. Kau bolang sama mamak, jangan jengkal kekuasaan Tuhan, kalau Tuhan bicara aku masuk polisi, aku jadi (polisi)," cerita Masdelina.
Sempat diam sesaat, ratapan duka kembali terdengar. "Hendra, kemarin kau pergi baik-baik, sekarang pulang sudah jadi mayat. Kau pergi memperjuangkan negara. Aku tak bisa mendengar mu lagi," ratap Masdelina.
Masdelina pernah melarang Brigadir Hendra untuk pergi ke Papua. Namun keinginan itu ditolak Brigadir Hendra karena kecintaannya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Mana bisa gitu mak. Kita ini harus siap mak, mau mati di tempat, saya sudah siap. Kita sudah ada perjanjian sumpah. Kenyataannya memang betul dia terima. Meninggal dunia dalam memperjuangkan negara. Dia pahlawan," tutur Masdelina.
Masdelina berharap anaknya dapat kehidupan terbaik dari Tuhan. "Tuhan, berikanlah dia kehidupan yang kekal. Dia sudah berjuang Tuhan, jangan sia-siakan dia. Ampunilah anakku Tuhan," tangis Masdelina pun kembali pecah.
Keluarga terakhir kali berkomunikasi dengan Hendra 3 hari lalu. Ketika itu, almarhum memberitahu akan pulang ke Pekanbaru pada 29 Desember 2019.
Brigadir Hendra memang kembali tapi dia tak akan bicara lagi. Jenazahnya akan tiba di Pekanbaru pada Jumat (20/12/2019) pagi dan akan dimakamkan secara militer pada Ahad (22/12/2019) di TMP Kusuma Dharma.
Penulis | : | CK2 |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau, Kota Pekanbaru |