Ibu-ibu PKK Desa Rambah Jaya saat mengikuti pelatihan keterampilan pembuatan piring berbahan dasar lidi kelapa sawit yang ditaja PT Sumatera Sylva Lestari (SSL).
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pemanfaatan lidi pelepah kelapa sawit menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi dirasakan masih minim. Sebagian besar masyarakat masih menilai lidi tanaman kelapa sawit tidak memiliki nilai tambah yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kepala Desa Rambah Jaya, Gumono, mengatakan bahwa masyarakat belum mengelola lidi kelapa sawit menjadi barang bermanfaat. Umumnya ketika saat panen buah tandan buah segar, pelepah sawit hanya ditumpuk dan dibiarkan membusuk.
"Kami mencoba menggali potensi masyarakat terutama kalangan ibu-ibu, memanfaatkan bahan-bahan yang memiliki potensi untuk dibuat menjadi karya seni yang bernilai tinggi," ujar Gumono usai membuka pelatihan kerajinan kreatif, di Aula Desa Rambah Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rokan Hulu.
Ketua kelompok Gumarang Jaya Desa Rambah Jaya, M Nurahyani mengatakan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa barang kerajinan berbahan dasar lidi pelepah kelapa sawit sangat bernilai tinggi apabila sudah dikembangkan.
"Harga jual lidi bersih per ikat seribu rupiah, bayangkan apabila sudah dalam bentuk jadi seperti piring maka harga jualnya melambung menjadi sepuluh ribu rupiah," katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini permintaan piring kerajinan berbahan lidi cukup diminati.
"Tidak hanya piring, cukup banyak barang kerajinan seperti tempat buah, tirai yang dapat dibuat dari lidi. Apabila betul-betul digarap maka sangat membantu masyarakat meninggkatkan perekonomian mereka," cakapnya.
Untuk membuat barang kerajinan seperti piring dan tempat buah hanya membutuhkan peralatan yang sederhana seperti gunting dan bahan utama lidi.
"Alat hanya menggunakan gunting dan lidi. Tapi sebelum dibuat kerajinan, lidi sebelumnya diserut menggunakan alat," jelasnya.
Pelatihan yang difasilitasi PT Sumatera Sylva Lestari (SSL) diikuti oleh 25 anggota PKK Desa Rambah Jaya. Mereka mendapat materi teori dan praktik membuat kerajinan bernilai ekonomis.
Manajer Lapangan PT Sumatera Sylva Lestari (SSL) Nurulhuda Sinaga yang didampingi Common Servis Suparman dan Humas Suherman Hutagalung mengatakan, untuk mendukung ekonomi masyarakat di sekitaran konsesi perusahaan ikut menyumbangkan mesin penyerut lidi secara mekanikal.
"Selama ini perajin berbahan dasar lidi hanya dilakukan secara manual, tetapi kini dengan adanya bantuan mesin dan pelatihan selama 2 hari dari perusahaan, kami harapkan produktivitas masyarakat semakin meningkat," pungkasnya.
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Ali |
Kategori | : | Ekonomi, Lingkungan, Serba Serbi, Kabupaten Rokan Hulu |