SIAK (CAKAPLAH) - Meski sertifikat lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) milik masyarakat belum di tangan dan warga juga belum mengetahui di mana letak lokasi tanahnya, namun Pemerintah Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau menggelar syukuran dengan memotong seekor sapi dan 200 kilogram ayam bersama warga dan sejumlah pejabat Pemkab Siak.
"Kita potong sapi satu ekor swadaya masyarakat dari hasil uang TORA," cakap Penghulu Kampung Koto Ringin, Harun Z SE, usai acara syukuran program TORA di halaman Kantor Desa, Senin (20/01/2020).
Sementara itu, salah satu warga yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa sampai saat ini mereka belum menerima kembali sertifikat yang dibagikan Presiden RI Joko Widodo di Pekanbaru pada 2018 lalu. Bahkan dirinya juga mengaku hingga saat ini belum mengetahui di mana letak persis lokasi tanah yang ia terima itu.
"Waktu itu sertifikatnya sudah dibagikan di Pekanbaru, di jalan pulang dikutip lagi sama orang desa dan sampai sekarang enggak tahu kami letak sertifikat itu di mana, bahkan lokasi tanah kami pun tidak tahu tu di mana," cakap salah seorang warga yang tak ingin namanya disebutkan kepada cakaplah.com, di lokasi acara.
Kalaulah kamarin, tambahnya, tegakan kayu akasia itu kita kelola masing-masing tentu hasil penjualan kayu tersebut dapat diterimanya dengan jumlah yang besar.
"Kami dapat totalnya Rp2.300.000 dengan dua tahap, pada 2019 kami dapat Rp1 juta dan barusan kemarin akhir 2019 dapat lagi Rp1.300.000, tapi tidak semua dapat segitu, ada yang Rp800.000 ribu bahkan ada yang dapat Rp500.000," tambahnya.
Lebih jauh dikatakannya, jika dikelola sendiri kayu akasia yang ada di atas lahan sesuai sertifikat, minimal dirinya mendapat Rp30 juta. Baginya jumlah itu, bisa menambah menyelesaikan rumahnya yang masih terbengkalai.
"Pokoknya dapat besar hasil yang diperoleh warga jika per 0,8 hektar tu dikelola dengan baik, dan bisa buat menyelesaikan buat rumah yang terbengkalai itu,"katanya dengan senyum.
Di lain hal, Bupati Siak, Drs H Alfedri yang turut hadir dalam acara syukuran program TORA tersebut mengatakan kegiatan syukuran ini sesuai dengan niatan masyarakat sebelum tanah ini dibagikan ke warga.
"Ini sesuai dengan azam mereka (masyarakat) sejak awal, jika dapat lahan ini menjadi hak masyarakat mereka berniat untuk membuat syukuran. Semoga dengan nazar tersebut masyarakat Koto Ringin dicurahkan segala kebaikan," cakap Bupati Siak, Alfedri kepada cakaplah.com seusai acara syukuran tersebut, Senin (20/01/2020).
Ia juga menjelaskan, Pemda akan memfasilitasi masyarakat supaya ada bapak angkat atau calon investor untuk mengeola lahan tersebut agar bermanfaat oleh warga dengan pola yang disepakati masyarakat serta apa yang ditanam.
"Yang penting sesuai dengan kajian yang sudah dilakukan oleh BRG di awal tahun 2019. Karena hal ini program, kita tak mau tanah tersebut dijual lagi oleh masyarakat,"tutupnya.
Dari data yang berhasil dihimpun cakaplah.com acara tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp50 juta,dengan rincian, membeli satu ekor sapi Rp10.000.000, membeli daging sapi 50Kg dengan harga Rp130.000/Kg, ayam potong 200Kg dengan harga Rp25.000/Kg, Beras 200Kg, Bumbu Rp1.500.000, serta dana lainnya Rp1.500.000.
Penulis | : | Alfath |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Siak |