BANGKINANG (CAKAPLAH) - H Saleh Djasit tak asing lagi bagi masyarakat Provinsi Riau apalagi Kabupaten Kampar. Hal ini tak terlepas dari riwayat beliau yang notabene mantan Gubernur Riau periode 1998-2003. Sebelum menjadi Gubernur, purnawirawan TNI AD itu dua periode menjadi Bupati Kampar.
Rabu (5/2/2020) sosok yang bersahaja itu terlihat diantara ratusan orang yang hadir pada acara peresmian Puskesmas Bangkinang Kota di Jalan Prof M Yamin,SH, Bangkinang. Sangat jarang tampil di acara resmi sejak tak lagi menjadi gubernur, Saleh Djasit membuat publik Kampar yang hadir seakan melepas kangen.
Usut punya usut, ternyata kehadiran mantan orang nomor satu di Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau itu merupakan salah satu pembina di Yayasan Islam Riau yang sebelumnya mengelola Rumah Sakit Islam Ibnu Bangkinang yang telah gulung tikar sejak beberapa tahun lalu dan kini bekas gedung RS Ibnu Sina telah disulap menjadi gedung yang cukup megah berlantai tiga yang dijadikan sebagai Puskesmas Bangkinang Kota.
Di hadapan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto dan pejabat dari Kementerian Kesehatan dan ratusan undangan lainnya Saleh Djasit didaulat menyampaikan sambutan mewakili pengurus yayasan.
Ia bercerita mengenai sejarah awal berdirinya Rumah Sakit Islam Ibnu Sina yang dulunya lahan ini merupakan areal pemakaman warga.
Ia menceritakan, saat ia menjadi Bupati Kampar, ia berpikir bahwa areal yang terkesan tak terurus dan dekat dengan Pendopo Bangkinang (sekarang rumah dinas Bupati Kampar, red) bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak dan lebih terurus.
Berkat koordinasi sekaligus meminta nasehat dengan para ulama dan berbagai pihak maka pemakaman ini dipindahkan dan setelah itu barulah dibangun RS Ibnu Sina.
Sebelum diputuskan dibangun sebuah rumah sakit, Saleh Djasit sempat mengusulkan di lahan ini dibangun museum.
Saat itu Ketua PD Muhammadiyah Ali salah seorang yang memiliki peranan berdirinya RS Ibnu Sina karena melihat keberhasilan RS Ibnu Sina di Pekanbaru.
"Kalau rumah sakit yang dibangun dampaknya dan manfaatnya besar karena melayani masyarakat yang sakit sehingga pahalanya mengalir terus," beber Saleh.
Saat ia menjadi bupati, Pemkab Kampar juga ikut membangun gedung Ibnu Sina. Namun dalam perjalannya rumah sakit ini berjalan tak sesuai harapan dan akhirnya terlilit utang dan banyak gaji karyawan tak terbayarkan.
Setelah ia pensiun dari politik dan kembali ke Bangkinang, Saleh Djasit ditawarkan tokoh masyarakat Kampar Akmam Adi Putra yang juga pengurus yayasan sebagai pembina. Setelah ia masuk ternyata kondisi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina sedang dalam kondisi dililit utang.
Kondisi tersebut membuat Ibnu Sina terpaksa merumahkan karyawannya sampai akhirnya cukup lama tak beroperasi dan akhirnya Pemerintah Kabupaten Kampar dibawah kepemimpinan Catur Sugeng Susanto menyelesaikan perbaikan dan pembangunan gedung baru dan dijadikan sebagai bangunan Puskemas Bangkinang Kota.
"Terima kasih bupati. Alhamdulillah ada yang ditinggalkan yaitu sebuah kenangan di bekas rumah sakit Ibnu Sina," ulasnya.
Dalam kesempatan ini Bupati Kampar menyerahkan penghargaan kepada H Saleh Djasit karena dinilai telah berjasa menghibahkan lahan.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Kampar |