Gubernur Riau Syamsuar
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sudah genap satu tahun Syamsuar-Edy Natar memimpin Riau. Menurut Pengamat Politik Riau, Moris Adidi Yogia Program setahun kepemimpinan Syam-Edy belum menyentuh ke aspek teknis.
"Kita merasa belum ada nampak aspek yang nyata sebagai fungsi kepemimpinan Syamsuar-Edy, kita baru lihat pembenahan-pembenahan. Sebenarnya dalam satu tahun itu harus ada satu kerangka besar untuk arah Riau ke depannya," cakapnya, Rabu (19/2/2020).
Hal tersebut tidak hanya menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat secara umum, Moris juga menuturkan beberapa pengamat juga menyampaikan Syamsuar-Edy belum memperlihatkan arah kebijakan Provinsi Riau yang ingin dicapai sesuai dengan Visi-Misi yang disampaikan ketika kampanyenya dulu.
Perombakan struktur kepemerintahan yang besar terjadi di Pemerintahan Riau yang sempat membuat heboh beberapa waktu lalu, Dosen dan juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik (Fisipol) Universitas Islam Riau (UIR) ini menilai hal tersebut tidak ada yang salah jika dinilai dari aturan dan kebijakan.
Sambungnya, akibat hal tersebut yang terjadi adalah gonjang ganjing etika kepemerintahan yang belum dibahas dalam satu kebijakan dan juga undangan-undang.
"Dengan kondisi yang tidak stabil, orang akan mencari lubang baru untuk mencari kelemahan Pemerintah Syamsuar-Edy. Ini yang harus diwaspadai oleh Syamsuar-Edy," jelasnya.
Morin menegaskan bahwa satu tahun kepemimpinan Syamsuar-Edy masih meraba-raba dan belum menunjukkan langkah kongkrit. Tapi yang perlu diingat Syamsuar-Edy tidak bisa meraba-raba dalam kepemerintahan jika tidak mau elektabilitasnya menurun.
"Persoalan masyarakat Riau ada infrastruktur dan indeks pembangunan manusia seperti pendidikan, kesehatan, kebakaran lahan dan juga potensi pengembangan budaya Melayu yang saya katakan belum ada sentuhan sama sekali karena masih lanjutkan program kerja yang lama dan belum ada terobosan," tegasnya.
Terkait dengan hal krusial yang sudah dilakukan oleh Kepemerintahan Syamsuar-Edy, Moris menegaskan sampai dengan saat ini belum menunjukkan sepak terjang yang membuat masyarakat Riau terkesima.
Moris menguraikan bahwa saat ini Syamsuar-Edy masih menggunakan sistem copy paste lalu dimodifikasi, namun Moris menegaskan bahwa karakteristik Provinsi Riau sangat berbeda.
"Sebenarnya harus ada terobosan dalam hal ini, apakah bentuknya Riau dijadikan sentral atau pendidikan dan kesehatan belum nampak. Termasuk infrastruktur, saat ini masyarakat Riau masih menikmati infrastruktur kepemerintahan yang lama," jelasnya.
"Pembukaan akses daerah terpencil belum ada terobosan, peningkatan taraf hidup juga belum ada. Saya bilang Syamsuar-Edy masih melanjutkan Visi Misi kepemerintahan yang lama dan belum menyentuh aspek Visi Misi yang dia janjikan saat kampanye," sambungnya.
Lebih jauh Moris menuturkan bahwa sampai dengan saat ini ada beberapa hal yang belum terlaksana, dari itu Moris meminta Syam-Edy untuk fokus dengan apa yang ingin dikerjakan. Seperti zaman Andi Rachman yang fokus terhadap infrastruktur.
"OPD harus bekerja untuk membenahi Riau, ketika penggratisan pendidikan sampai S1 kenapa tidak. Atau menggesa pembangunan infrastruktur dari daerah terpencil menuju kota untuk memancing aspek ekonomi masyarakat," jelasnya.
Namun Moris juga berharap prestasi Gubernur Riau yang 3 kali masuk kedalam jeruji besi agak membuat miris dan beberapa Kabupaten Kota juga dengan hal yang sama, dari itu Riau harus bisa melahirkan kaderisasi yang baik.
"Pekerjaan rumah yang terbesar di Riau adalah seluruh stakeholder harus melahirkan kaderisasi terbaik yang tegas dan memikirkan rakyat serta bangsa untuk dapat beraksi di Nasional ataupun Internasional," tukasnya.
Penulis | : | Herianto Wibowo |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |