mantan Ketua KNPI Kampar Ahmad Fikri
|
BANGKINANG (CAKAPLAH) - Kondisi di tubuh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kampar beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan dan sempat memanas menjelang digelarnya musyawarah daerah (Musda) XII oleh kubu Dewan Pimpinan Pusat KNPI yang dipimpin Haris Pertama, Selasa (25/2/2020) dan Rabu (26/2/2020) besok.
Carateker DPD KNPI Kampar Asrizal Nasri yang ditunjuk oleh Haris Pertama dengan kebulatan tekadnya tetap akan menggelar Musda XII KNPI Kabupaten Kampar sesuai agenda yang telah disusun.
Namun dikubu lain, yakni pengurus DPD KNPI Kampar periode 2015-2018 yang dipimpin Rahmat Jevary Juniardo yang mengaku SK kepengurusannya diperpanjang sesuai rapat pimpinan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) tingkat Provinsi Riau dan DPD KNPI kabupaten/kota se-Provinsi Riau di Balai Adat Melalui Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru 31 Januari 2020 lalu sempat berbeda pendapat.
Ardo, sapaan akrab Rahmat Jevary Juniardo bersikukuh bahwa musda KNPI di tingkat kabupaten dan kota digelar setelah pelaksanaan musda di tingkat provinsi tanggal 29 Februari 2020. Hal itu sesuai pertemuan di Balai Adat Melayu Riau.
Ardo sendiri merupakan Sekretaris Carataker DPD KNPI Riau yang ditunjuk kubu lainnya Nur Fajriansyah.
Rahmat Jevary Juniardo didampingi sejumlah pengurus DPD KNPI Kampar periode 2015-2018 diantaranya Sekretaris Taufik Syarkawi, Bendahara Khairil Azmi alias Migos sempat menggelar rapat konsolidasi dengan mengumpulkan sejumlah pengurus KNPI Kabupaten Kampar periode 2015-2018 di gedung KNPI Kampar di Jalan KH Agussalim, Rabu (18/2/2020) sore. Dalam rapat ini dengan tegas Ardo menyatakan bahwa tidak ada musda KNPI di Kampar sebelum provinsi menggelar Musda.
Namun ternyata, pernyataan Ardo kesannya berubah pada Ahad (24/2/2020) kemarin. Diperoleh kabar bahwa kedua kubu baik Pengurus DPD KNPI Kampar periode 2015-2018 dan Caretaker DPD KNPI Kampar Asrizal Nasri cs telah sepakat untuk mensukseskan Musda XII DPD KNPI Kampar pada Selasa (25/2/2020) dan Rabu (26/2/2020) besok.
Pertemuan antara kedua belah pihak dilakukan di kantor DPD KNPI Kampar pada Ahad (23/02/2020). Pertemuan ini dihadiri oleh Rahmat Jevary Juniardo selaku Ketua DPD KNPI Kampar periode 2015-2018 dan Azrizal Nasri Ketua Caretaker DPD KNPI Kampar. Ardo dan Azrizal sepakat untuk sama-sama melaksanakan dan mensukseskan Musda XII KNPI Kampar. Ardo ingin Musda XII KNPI Kampar berjalan tertib, aman. Sehingga dapat mengahasilkan Ketua DPD KNPI Kampar yang legitimate dan didukung oleh semua OKP dan PK KNPI se Kabupaten Kampar.
Bukti mereka telah berdamaipun tampak dalam sebuah foto yang beredar. Ardo dan Asrizal telah duduk bersama di kantor DPD KNPI Kampar dan pada Senin (24/2/2020) sebuah spanduk bertuliskan sekretariat panitia musda KNPI Kampar juga telah terpasang di dinding depan gedung KNPI Kampar.
Nah, bagaimana pandangan tokoh senior di KNPI Kampar? Salah seorang mantan Ketua KNPI Kampar Ahmad Fikri ketika diminta tanggapannya Sabtu (22/2/2020) malam mengingatkan kepada pemuda Kampar jangan terjebak. Menurut mantan Ketua DPRD Kabupaten Kampar periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini KNPI adalah wadah berkumpulnya pemuda dari semua warna.
"Saya terlepas dari bicara partai apa dia, yang jelas Haris (Ketua DPP KNPI Haris Pertama red) yang jelas di Munas beliau terpilih. Jadi jangan dipolitisir," tegas pria yang akrab disapa Onga ini.
Dikatakan, pemuda harus bijaksana menyikapi hasil Munas dan pemuda harus bersatu dan jangan saling mengklaim bahwa kitalah yang paling benar.
"Siapa ingin masuk silakan daftar diri. Ada yang mau melaksanakan Musda mari kita dukung bersama-sama. Panitia tak pernah menghambat. Dia buka medannya. Ada pertarungan di situ masuk. Jangan cepat-cepat bilang tidak sah. Silakan masuk kalau ingin bertarung," imbuh Onga.
Ia juga minta sikap sportif pemuda Kampar. Jika panggung telah dibuka melalui Musda dan ada kandidat atau calon yang kalah maka yang kalah membuka panggung yang baru lagi. "Kalau begitu tak dewasa kita seperti itu," ulasnya.
Dengan digelarnya rangkaian Musda di Balai Bupati Kampar menurut Fikri itu pertanda ada restu dari orang nomor satu di Kabupaten Kampar. "Saya rasa bupati telah memberi restu. Itu hal yang arif bijaksana. Berarti bupati sangat respon. Itu pemimpin yang arif. Bupati kan tak pernah pilih si A dan si B," ulasnya lagi.
Menurutnya, dengan adanya dukungan bupati artinya bupati mulai membangkitkan semangat pemuda. "Karena bupati memberikan panggung. Kalau ada yang mau maju silakan maju. Tidak dicut. Kita di Kampar tak ada kubu-kubuan," tegasnya.
Bupati juga menghargai niat baik pemuda. "Kan beliau tak pernah menghalangi. Siapa yang menang nanti ya itu yang akan diperhatikan pemerintah," katanya.
Ia juga mengimbau tokoh dan senior juga jangan terjebak dan jangan menciptakan kubu-kubuan.
Fikri juga menyinggung soal kisruh KNPI dipusat yang ada dua kubu yakni kubu Haris Pertama dan Nur Fajriansyah
Ia berpendapat bahwa pemuda di daerah bersikap riil saja. "Siapa yang terpilih di munas. Kalau Haris ya beliau. Jadi harus dewasa Kita, siap kalah. Petarung memang harus seperti itu. Jangan ketika kalah bikin munas tandingan," beber Onga.
Ia mengakui bahwa pernyataannya ini bukan membela kubu manapun. "Saya tak kenal kok yang mana Haris Pertama dan yang mana Nur Fajriansyah. Ketika di Munas itu terpilihkan Haris," bebernya.
Menurut pria yang juga Ketua DPD Golkar itu, pemuda di daerah jangan latah mengikuti pertarungan di pusat. Jangan terpancing dengan munculnya dualisme kepemimpinan di KNPI.
"Kita di daerah bagaimana memberi masukan di pusat agar jangan diajari pemuda di daerah berorganisasi yang tidak bagus. Diajarkan musyawarah mufakat yang baik demi kepentingan berbangsa dan bernegara sampai di bawah. Berikan contoh," ungkapnya.
Ia juga menyinggung dan menyoroti kondisi KNPI di Kampar. Jika masa jabatan habis pengurus harus legowo menggelar Musda. Namun jika belum siap wajar minta perpanjangan ke provinsi dengan catatan dan alasan yang jelas, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Terkait posisi sebagai carateker yang diberikan ke Asrizal Nasri menurut Fikri itu adalah sebuah mandat dan melaksanakan musda adalah tugas seorang caretaker.
"Yang jelas kita di Kampar jangan ada dualisme. Ya harus musyawarah mereka. Kita di Kampar tak ada hambatan karena sudah ada surat tugas perintah melaksanakan itu," tegasnya.
Penulis | : | Akhir Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Politik, Kabupaten Kampar |