PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sepanjang tahun 2018, tercatat sebanyak 34 orang yang telah menjadi muallaf yang dilakukan melalui Masjid Agung Annur Provinsi Riau.
Hal ini dikatakan oleh Staf Administrasi Sekretariat dan Mualaf Center Badan Kesejahteraan Mesjid (BKM) Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, Rere, saat berbincang dengan CAKAPLAH.COM Jumat (1/6/2018).
"Hingga awal bulan Juni ini, ada sekitar 34 orang yang telah masuk agama Islam yang diselenggarakan Masjid Agung Annur, 34 orang tersebut tidak hanya dari Pekanbaru tapi dari daerah-daerah di Riau," sebut Rere.
Dijelaskan Rere, pada Ramadan tahun ini, setidaknya sudah 3 orang yang menjadi muallaf. Hal ini tidaklah dikarenakan bujukan atau alasan lain yang berasal dari individu tersebut, namun berasal dari dalam diri orang yang ingin memeluk agama Islam.
Hal ini dikatakan Rere berdasarkan pengakuan dari masing-masing personal saat mereka mendaftarkan diri untuk dapat menjadi muallaf.
Lebih jauh ia menyebutkan bahwa untuk menjadi seorang Muallaf tidak diperlukan syarat yang sulit, hanya administrasi seperti photocopy, pas foto berwarna, Kartu Tanda Penduduk, materai Rp6 ribu. Selain itu terdapat beberapa syarat khusus bagi laki-laki ialah wajib khitan.
Selain itu Rere juga menjelaskan bahwa pihaknya tidak menerima individu yang berusia dibawah 18 tahun. Hal ini dijelaskan Rere lantaran konsekuensi yang harus diterima oleh para muallaf tersebut nantinya.
"Kalaupun memang ada, kita akan minta individu tersebut untuk membawa wali ataupun orang yang bisa menjamin," cakapnya lagi.
Ia menambahkan bahwa pihak Muallaf Center Masjid Agung An-Nur Pekanbaru juga melakukan wawancara kepada orang yang berniat masuk Islam. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa niat individu tersebut untuk memeluk agama Islam bukan hanya dari mulut saja, namun juga dari hati.
Selain itu wawancara tersebut juga bertujuan untuk memberikan pemahaman dan konsekuensi yang harus dijalani individu tersebut sebagai muslim nantinya.
"Untuk pengambilan formulir bagi masyarakat yang ingin mendaftar dapat dilakukan pada hari kerja. Yaitu Senin sampai Kamis, sedangkan untuk pelaksanaan pengucapan dua kalimat syahadat tersebut dilakukan pada hari Jumat," ujarnya.
Salanjutnya, untuk pelaksanaannya sendiri dilakukan tanpa dipungut biaya apapun, alias gratis.
Rere juga menyebutkan bahwa pihaknya juga mengadakan berbagai kegiatan lanjutan seperti pertemuan klasikal Setiap hari Ahad, tutorial keislaman, dan juga fiqih.
"Setelah jadi muallaf kita juga ada pembinaan lanjutan, alhamdulillah 34 ini sudah angka yang cukup bagus," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Riau, Serba Serbi |