PEKANBARU (CAKAPLAH) Pesawat Tempur F-16 Tipe B milik TNI AU Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin yang mengalami insiden beberapa waktu lalu mengalami kerusakan ringan. Meski begitu, untuk memperbaiki jet tempur itu butuh dana sekitar Rp25 miliar.
Danlanud Roesmin Nurjadin, Marsma Henri Alfiandi, mengatakan, kerusakan pesawat ada di tiga titik. Yakni di bagian hidung, ujung sayap dan patah ekor. "Kerusakan mencapai 20 persen hingga 25 persen," ujar Henri saat konferensi pers di Ruang Arjuna Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (17/3).
Insiden tergelincirnya F-16 di landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II pada tanggal 14 Maret lalu itu juga sudah ditinjau langsung KSAU untuk mengetahui berapa parah kerusakan pesawat. Hasilnya pesawat masuk laik untuk diterbangkan kembali setelah dilakukan perbaikan.
Menurut Henri, perbaikan akan dilakukan di Lanud Iswahjudi di Kabupaten Maospati, Magetan Jawa Timur. Nantinya, bagian-bagian jet tempur itu akan dicopot jadi kecil dan dibawa dengan Hercules ke Lanud Iswahjudi.
Proses perbaikan memakan waktu sekitar 8 bulan. Diprediksi sekitar akhir tahun 2019, pesawat tersebut sudah bisa dioperasionalkan kembali untuk mendukung keamanan NKRI.
"Biaya perbaikan sangat mahal. Butuh sekitar 2 juta USD atau sekitar Rp25 miliar. Perbaikan dilakukan pada antrian ketiga," kata Henri.
Ditambahkannya, dana perbaikan berasal dari APBD. "Kita butuh dana untuk perbaikan. Intinya, pesawat masih bisa digunakan, kerugian bisa ditekan karena kondisinya hanya terbalilk. Jatuhnya pelan," jelas Henri.
Setelah diperbaiki, kemampuan terbang F-16 tersebut tidak akan menurun. Bahkan bisa lebih tinggi dari kemampuan sebelum rusak.